Bisnis.com, JAKARTA--Kendati penjualan kendaraan pada kuartal I/2019 masih melambat, Gaikindo optimistis penjualan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Secara historis penjualan kendaraan pada semester kedua diklaim selalu lebih tinggi dari awal tahun.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, asosiasi telah memperkiran penjualan akan sedikit melambat pada semester pertama karena faktor politik. Pada kuartal I/2019, penjualan kendaraan tercatat sebanyak 253.863 unit, turun 13,1% dibandingkan periode yang sama 2018.
"Kuartal I agak turun karena ada peristiwa politik, kemudian pertumbuhan ekonomi 5,07% di bawah ekspektasi pemerintah 5,2%, tapi komoditas stabil, pembangunan jalan terus harusnya penjualan mulai pulih pada semester kedua," ujarnya di sela-sela buka puasa dalam rangka Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2019 di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Nangoi menjelaskan, secara historis sekitar 40% hingga 43% penjualan terjadi pada semester I/2019. Sisanya, sekitar 60% atau 57% terjadi pada paruh kedua sehingga Gaikindo tidak merivisi target penjualan pada tahun ini yang sebanyak 1,1 juta unit.
Salah satu cara mendorong penjualan ialah menggeser ajang pameran otomotif terbesar yakni GIIAS dari Agustus ke Juli 2019, atau awal semester II/2019. Pameran selalu mampu mendorong penjualan karena menjadi kesempatan agen pemegang merek (APM) menghadirkan kendaraan baru dan memberikan beragam stimulus penjualan.
"Maju sekitar setengah bulan, kami sudah perkirakan awal tahun sedikit turun," tambahnya.
Sekadar catatan, penjualan kendaraan pada 2018 sebanyak 1,15 juta unit di mana salah satu pendorongnya ialah pertumbuhan penjualan kendaraan komersial. Penjualan truk misalnya, pada 2018 mampu tumbuh 27% berkat meningkatnya permintaan dari sektor infrastruktur, pertambangan dan perkebunan serta logistik.
Pada tahun ini, hingga kuartal I//2019 kendaraan komersial yang meliputi pikap, truk dan kabin ganda masih melambat masing-masing sebesar 13%, 12%, dan 23%. Perlambatan itu juga diikuti oleh kendaraan penumpang yang juga ikut melambat.
Mengantisipasi perlambatan penjualan pada tahun ini, agen pemegang merek (APM) sejatinya telah merilis beragam produk baru baik all new ataupun facelift. Produk baru pada kuatal I/2019 disebut-sebut jauh lebih banyak dibandingkan periode yang sama 2018.
Sebelumnya, Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, penjualan kendaraan pada April masih sedikit melambat. Toyota meraih penjualan ritel sebanyak 26.600-an unit, turun sekitar 4% dibandingkan Maret. “Penjualan Toyota dibandingkan bulan Maret turun sekitar 4% hingga 5%, market sekitar 8% hingga 10%,” paparnya.
Soerjo memperkirakan, penjualan tahun ini sedikit lebih rendah dari realisasi tahun 2018 karena masih ada periode transisi setelah pesta demokrasi. Konsumen diproyeksi butuh waktu sekitar 6 bulan sambil melihat perkembangan kondisi politik atau hingga pelantikan presiden dan wakil terpilih pada Oktober mendatang.