Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setahun Corona, Mungkinkah Produksi Mobil Kembali 1,2 Juta?

Laporan Asean Automotive Federation (AAF) menunjukkan penurunan penjualan otomotif di Indonesia sepanjang tahun lalu menjadi yang terparah di antara negara-negara Asia Tenggara.
Proses produksi mobil di Karawang Assembly Plant (KAP) milik Astra Daihatsu Motor (ADM). (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Proses produksi mobil di Karawang Assembly Plant (KAP) milik Astra Daihatsu Motor (ADM). (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berumur satu tahun di Indonesia. Sepanjang 9 bulan tahun lalu, virus Corona telah membuat industri kendaraan bermotor roda empat dan lebih terpuruk. 

Laporan Asean Automotive Federation (AAF) menunjukkan penurunan penjualan otomotif di Indonesia sepanjang tahun lalu menjadi yang terparah di antara negara-negara Asia Tenggara.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai sejumlah langkah telah diambil untuk pemulihan industri otomotif karena selama ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian.

"Kami terus mengupayakan agar sektor otomotif bisa kembali memproduksi kendaraan dengan rata-rata sebanyak 1,2 juta unit per tahun,” katanya melalui siaran pers, Selasa (2/3/2021).

Adapun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat produksi mobil di Indonesia pada 2020 tercatat hanya 690.150 unit atau berkurang 599.697 unit (-46,5 persen) dibandingkan dengan capaian 2019 1.289.847 unit.

Dalam hal itu Kementerian Perindustrian telah merilis Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 169 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah ditanggung oleh Pemerintah pada Tahun Anggaran 2021.

Beleid itu memberikan insentif PPnBM kepada kendaraan penumpang 4x2, termasuk sedan yang berkubikasi mesin kurang dari 1.500 cc dan diproduksi di dalam negeri. Syarat lain, guna memberikan efek domino, adalah mobil yang diproduksi di dalam negeri dengan menggunakan komponen lokal sebanyak 70 persen. 

Stimulus perpajakan berupa insentif PPnBM ditanggung pemerintah ini berlaku selama sembilan bulan, terhitung pada Maret 2021 yang dibagi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama pemerintah menanggung 100 persen PPnBM, kemudian pengurangan 50 persen pajak barang mewah untuk tiga bulan tahap kedua, dan pengurangan 25 persen untuk tiga bulan tahap ketiga.

Agus menyebut selain memberikan berbagai insentif untuk mendorong percepatan pemulihan sektor tersebut, pemerintah juga mendorong perluasan pasar ekspor kendaraan, salah satunya ke Australia yang telah memiliki perjanjian bilateral Indonesia-Australia Comprehensive Economy Partnership Agreement (IA-CEPA) yang mulai berlaku pada 5 Juli 2020.

"Rencananya, kami akan ke Jepang dalam waktu dekat untuk melakukan pembicaraan dengan para principal di Jepang, agar segera memberi izin kepada APM di Indonesia untuk mengekspor kendaraan ke Australia,” ujarnya.

Dengan demikian, produsen di Indonesia dapat segera bersiap memproduksi kendaraan dengan model yang diminati pasar Australia.

Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. Pada periode 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232.170 unit atau senilai Rp41,73 triliun.

Sementara itu, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53.030 set atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta unit atau senilai Rp17,52 triliun.

Program Making Indonesia 4.0 menargetkan sektor industri kendaraan bermotor nasional menjadi pemain global. Bahkan, Indonesia akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper