Bisnis.com, JAKARTA—Peluang perusahaan otomotif Malaysia Proton untuk mengambil ceruk di pasar Indonesia, dan bahkan digadang-gadang bakal jadi mobil nasional, dinilai tak mudah dan bahkan harus siap merugi.
Pengamat otomotif nasional Soehari Sargo menuturkan pangsa pasar Proton yang dalam beberapa tahun terakhir sudah masuk ke Indonesia, terbilang sangat kecil, yakni tak sampai 1% dari total pasar domestik.
“Kita enggak yakin bagaimana dia pendatang baru harus mulai membangun pasar dari nol, bagaimana dia mengejar persaingan dengan yang sudah menguasai pasar dan mapan selama puluhan tahun di Indonesia. Kecuali kalau dia berani merugi selama beberapa tahun sambil membangun pasar,” katanya kepada Bisnis, Rabu (25/2/2015).
Soehari menuturkan, minat konsumen dalam negeri terhadap Proton rendah. Penjualan dalam tiga tahun terakhir ini, kata dia, hanya berkisar 500 unit.
“Selama 3 tahun dia mencoba masuk, dia cuma bisa menjual kira-kira 500 unit, berarti rata-rata 150 unit per tahun. Kurang dari 1% volume penjualan mobil domestik yang totalnya 1,2 juta,” ujar Dosen Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) itu.
Pesaing Proton yang paling besar adalah brand mobil dari negara Jepang.
Pasalnya mobil-mobil dari negeri Sakura itu masih menjadi penguasa pasar yang tertinggi di Tanah Air dibandingkan dengan mobil-mobil dari Eropa maupun Amerika.
“Yang terutama dari Jepang. Kita lihat saja mobil-mobil dari Amerika dan Eropa pun enggak terlalu diminati di Indonesia, itupun sudah beberapa tahun dan pasarnya juga kecil,” kata dia.
Pasarnya Kecil, Proton Harus Siap Merugi Masuk RI
Peluang perusahaan otomotif Malaysia Proton untuk mengambil ceruk di pasar Indonesia, dan bahkan digadang-gadang bakal jadi mobil nasional, dinilai tak mudah dan bahkan harus siap merugi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu