Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat importasi truk beban berat dalam bentuk utuh masih relatif tinggi dibandingkan dengan kendaraan niaga kategori lainnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), impor truk beban di atas 24 ton secara utuh pada tahun lalu mencapai 7,6% dari total penjualan truk berat 29.825 unit.
Sementara itu, impor secara utuh pikap mengontribusi 5,3% terhadap penjualan pikap di pasar domestik sebanyak 143.473 unit.
Adapun impor truk tugas beban 20 ton -24 ton hanya 2% dari total truk beban medium yang terjual 7.274 unit. Adapun impor secara utuh truk beban 5 ton - 10 ton sebanyak 0,3% dari total truk beban ringan sebanyak 76.810 unit.
Gaikindo juga mencatat dalam 2 bulan pertama tahun ini impor utuh truk berat (heavy duty truck/ HDT) dilakukan oleh hampir semua merek, mencakup Mitsubishi Fuso mengimpor 14 unit, Man Truck 11 unit, FAW 58 unit, Tata 35 unit, Scania 96 unit, UD Truck 32 unit, dan Hino 29 unit.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan bahwa selama volume penjualan truk berat masih minim maka akan sulit untuk para produsen membangun pabriknya di Indonesia.
"Pengembangan pasar [truk berat] menjadi cara untuk meyakinkan para produsen mau berproduksi di dalam negeri. Kalau pasarnya kecil mana mau mereka membuat pabrik di sini?" ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/4/2019).