Bisnis.com, JAKARTA — PT Honda Prospect Motor (HPM) menyatakan program Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) sangat membantu Honda mengembangkan komponen lokal untuk Brio Series hingga dapat diekspor.
Director Business Innovation and Sales & Marketing HPM Yusak Billy mengatakan, sejak 2012 hingga 2019 Honda melakukan penambahan investasi untuk KBH2 alias low cost green car (LCGC) senilai Rp1,2 triliun. Penambahan investasi itu untuk mengembangkan industri komponen sesuai dengan regulasi KBH2.
"Penjualan LCGC kami sekitar 35% akhir tahun lalu. KHB2 ini sukses, jadi harus lanjut," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Yusak mengatakan, kehadiran aturan KBH2 mendorong Honda melakukan lokalisasi dan volume kemudian berkembang. Dari Brio kemudian dikembangkan Brio Series melalui produk Mobilio dan BR-V.
Data Honda mencatat sejak kehadiran KBH2, volume penjualan Honda meningkat hingga 5 kali lipat dibandingkan 2011. Capaian itu juga menempatkan HPM sebagai nomor satu di Asean bagi Honda dan peringkat keenam bagi Honda Global.
Dia menyebutkan saat ini konten lokal Brio telah mencapai 85% dan menjadi salah satu tulang punggung penjualan Honda di Tanah Air. Volume yang besar membuat mengekspor secara terurai ke 11 negara untuk 12 model kendaraan.
"Jadi awal stimulus peraturan pemerintah, kami komitmen dengan aturan itu, ada mandatori harus lokalisasi, kami ikuti semua, volume berkembang. Volume besar cost competitive, atas dasar itu kami lakukan ekspor ke mana-mana," katanya.
Total nilai ekspor komponen Honda pada 2019 sebanyak Rp4 triliun, sedangkan untuk ekspor utuh senilai Rp1,2 triliun.
Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat Honda menjadi salah satu produsen yang paling banyak melakukan ekspor secara terurai. Ekspor terurai Honda sebanyak 374.197 set pada semester I/2019.