Bisnis.com, JAKARTA --- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan proyeksi industri otomotif pada tahun ini, kala kondisi ekonomi RI melambat pada 2024.
Perlu diketahui, kinerja ekonomi Indonesia melanjutkan tren perlambatan dengan tumbuh hanya 5,03% pada 2024, lebih rendah dari pertumbuhan 5,05% pada 2023.
Dengan realisasi itu, performa pertumbuhan ekonomi 2024 juga di bawah target pemerintah 5,2%. Performa pertumbuhan ekonomi 2024 menjadi tantangan bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wapres Gibran Rakabuming Raka yang menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8%.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan para pelaku usaha turut mengharapkan ekonomi Indonesia dapat bertumbuh ke depannya, seiring dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Kalau 2024 kan memang sekitar 5%, tetapi pemerintah kan mencanangkan tumbuh bertahap menjadi 8%. Itu harapan kita semua. Kalau itu bisa terjadi, ya Alhamdulillah," ujar Jongkie kepada Bisnis, Rabu (5/2/2025).
Menurut Jongkie, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai target 8% tersebut, semua pihak baik pemerintah maupun pelaku usaha perlu bekerja keras.
Baca Juga
"Kita harus kerja keras, semua pihak. Investasi harus masuk, pertumbuhan ekonominya meningkat, dan sebagainya. Itu memang demikian perencanaan kita semua," jelasnya.
Gaikindo mencatat, pada Januari - Desember 2024, total penjualan mobil secara wholesales sebesar 865.723 unit atau turun 13,9% secara year-on-year (YoY) dari periode sama 2023 sebesar 1.005.802 unit.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 10,9% YoY menjadi 889.680 unit pada periode 12 bulan 2024, dibandingkan 998.059 unit pada periode yang sama 2023.
Tidak muluk-muluk, Jongkie mengatakan Gaikindo menetapkan proyeksi penjualan mobil pada 2025 setidaknya sebanyak 900.000 unit atau naik sedikit dibandingkan 2024.
"Ya, kami berharap proyeksi kami kurang lebih 900.000, karena tahun lalu 865.000. Tahun ini ada kenaikan sedikit, sampai 900.000 kalau bisa tercapai, kita juga senang semuanya. Kalau bisa lebih tinggi, lebih bagus lagi," jelas Jongkie.
Dari sisi ekspor, Indonesia telah mengekspor mobil ke berbagai negara sebanyak 472.194 unit pada 2024. Kendati demikian, angka itu turun 6,5% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar 505.134 unit.
Di Asean, capaian ekspor terbesar masih diraih oleh Thailand, sebanyak 1,02 juta unit pada 2024, meskipun mengalami penurunan 8,8% secara tahunan.
Jongkie pun berharap jumlah ekspor Indonesia dapat mengalahkan Thailand seiring banyaknya merek-merek baru yang masuk ke Tanah Air, terutama dari China seperti BYD, AION, Jetour, hingga Jaecoo.
"Ya, ekspor Thailand memang lebih besar. Kalau bisa kita nanti meningkat dan bisa mengalahkan Thailand, dengan masuknya merek-merek baru tersebut, dan menjadikan Indonesia sebagai tempat produksi, terus ekspor dari Indonesia. Alhamdulillah kalau itu bisa mencapai semuanya," pungkas Jongkie.