Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perindustrian meminta kerja sama mutualisme dengan pebisnis otomotif guna mendongkrak volume ekspor.
Kementerian bersedia mengakomodasi realisasi tax holiday asalkan terwujud peningkatan volume ekspor mobil tahun ini.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat bersedia memberikan aturan khusus untuk memudahkan prinsipal otomotif mengembangkan bisnis mereka. Syaratnya, para agen pemegang merek harus mau menjanjikan target peningkatan ekspor kendaraan untuk tahun ini ataupun depan.
"Mereka [Gaikindo] menyanggupi tapi peningkatan ekspor terbesar baru [tercapai] 2014. Saya katakan, kalau Anda [Gaikindo] bisa menghitung berapa penaikan ekspor tahun ini dan tahun depan maka regulasi apa yang dibutuhkan, saya bersedia bicarakannya di tingkat kementerian keuangan dan perekonomian," tuturnya di Jakarta, Senin (2/9/2013).
Hidayat mengungkapkan pebisnis otomotif yang diwakili Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah memberikan insentif tax holiday.
Insentif pengurangan atau penghapusan pajak sementara untuk bisnis itu siap diperjuangkan Kemenperin kalau pengusaha berani memberi patokan target peningkatan ekspor.
"Saya bilang, kalau industri otmotif diberikan tax holiday misalnya 5% maka berapa persen penaikan ekspor yang bisa mereka capai. Saya akan hitung dan mereka juga berhitung," ucap Hidayat kepada wartawan.
Sebetulnya industri otomotif tidak termasuk dalam 5 sektor industri yang berhak mendapatkan kemudahan tax holiday. Pemerintah mengatur ini dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011 tentang pemberian fasilias pembebasan dan pengurangan PPh badan.
Menurut Hidayat, kalaupun tidak berupa tax holiday intinya Kemenperin akan mengupayakan penerbitan regulasi khusus untuk kemudahan investasi di sektor otomotif. Tapi regulasi itu juga harus bisa menekan jumlah impor kendaraan kecuali untuk bahan baku produksinya.
Gaikindo mencatat selama semester I/2013 volume ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) sebanyak 84.304 unit, ekspor secara terpisah 51.437 unit, dan total komponen 15.609.885 unit. Sedangkan impor berbentuk CBU sejumlah 65.423 unit.
Ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 19 - 22 September 2013 diharapka bisa memberi indikasi awal kondisi industri otomotif saat ini. Melalui gelaran itu, Kemenperin ingin pengusaha membuktikan daya beli masyarakat, penjualan, maupun produksi otomotif tetap sehat sehingga target penjualan 1,1 juta unit pada tahun ini dapat tercapai.
Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan mengaku tetap optimistis menatap iklim usaha di sektor otomotif dalam negeri kendati ekonomi tengah bergejolak. Bukan hanya terbentur pelemahan nilai tukar rupiah yang memacu harga jual kendaraan naik tapi juga BI rate 7% yang mendorong suku bunga kredit kendaraan melonjak.
"Kami tetap pada target 1,1 juta unit. Kinerja di September kami harus lihat dulu masalahnya bagaimana, tapi optimistis otomotif tetap jalan. Koreksi harga jual bisa di September atau Oktober, belum tahu," ujarnya.
Terkatrolnya BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 7%, imbuh Johnny, bakal mempengaruhi penjualan lantaran cicilan kendaraan ikut naik. Tapi Gaikindo belum dapat melihat seberapa besar pengaruhnya.
Belum lagi, kalau setidaknya sampai sebulan ke depan kurs tetap di atas Rp9.500 per dolar AS pasti agen pemegang merek akan melakukan penyesuaian harga. Sejauh ini kalangan pemegang merek masih menggunakan asumsi rupiah di level tersebut.