Bisnis.com, JAKARTA - Kendati sektor ketenagakerjaan di dalam negeri bergolak menuntut penaikan upah minimum, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memastikan kegiatan produksi tak terpengaruh. Hambatan hanya terasa pada proses logistik barang.
"Kami paling mengantisipasi hambatan logistik. [Ketika terjadi demo buruh] pengiriman harian memang sempat terganggu. Tapi produksi sudah kami siapkan [untuk menghadapi itu], ditingkatkan sekitar 4 jam hingga sehari," ucap Executive General Manager HRD Corporate & External Affairs Division PT TMMIN Bob Azam di Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Menurutnya, masalah logistik paling dirasakan pemasok komponen TMMIN. Demo buruh tak pelak membuat pengiriman barang terlambat sekitar 2 jam hingga satu hari.
Gonjang-ganjing masalah ketenagakerjaan sangat mempengaruhi kinerja pemasok komponen Toyota. Pasalnya, sekitar 70% kegiatan manufaktur kendaraan ada di produksi komponen. Sekitar 30% dari total ongkos produksi setiap item komponen adalah upah pekerja.
"Semakin ke hulu, komponen upah buruh porsinya semakin besar. Biaya produksi yang meningkat [sejalan penaikan upah buruh] ini menjadi kendala dalam penetapan harga jual produk. Maka, tahun ini margin kami akan tertekan karena harga tidak bisa seketika dinaikkan," kata Bob.
Namun, dia enggan memerinci lebih detil seberapa besar margin akan berkurang. Perseroan berharap bisa menekan ongkos logistik yang berkontribusi sekitar 20% terhadap biaya produksi.