Bisnis.com, JAKARTA--Pasar motor besar tetap kinclong pada tahun ini kendati dibayang-bayangi penaikan pajak pertambahan nilai barang mewah menjadi 125% dan gejolak moneter yang mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing.
Paulus B. Suranto, General Manager Triumph Motorcycle Indonesia, agen tunggal pemegang merek motor besar (moge) Triumph, mengatakan kondisi pasar tersebut dipicu sikap konsumen yang menilai positif penaikan PPnBM sehingga tidak menurunkan minatnya membeli moge.
“Bagi pecinta moge yang loyalitasnya cukup tinggi, penaikan harga karena pajaknya naik itu tidak masalah, sehingga pasar moge tetap prospektif pada tahun ini,” katanya saat acara ground breaking diler layanan terpadu Triumph di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Menurutnya, konsumen yang menunda pembelian moge karena pertimbangan penaikan tarif pajak PPnBM dari 75% menjadi 125% itu biasanya dari kalangan pembeli pertama, yaitu mereka yang ingin “naik kelas” dari sebelumnya pemakain motor kecil akan membeli moge.
Dia menjelaskan melihat prospek pasar domestik yang cukup cerah itulah principal Triumph Inggris mempercayai Triumph Motorcycle Indonesia untuk membuka diler di Jakarta, dan sekaligus menjadi yang ke-5 setelah New York, Franfurt, Milan dan Mumbai.
Untuk itu, lanjutnya, PT Gerai Motor Terpadu ditunjuk menjadi main diler Triumph yang mengusung konsep pusat penjualan, perawatan dan penjualan suku cadang untuk konsumen menemukan seluruh model Triumph seperti Bonneville T100, Speed Tripler R, Tiger 800 XC, Thuxton, Daytona, dan Scrambler.
Sementara itu Toto Sulistio, President Director Gerai Motor Terpadu, mengatakan diler Triumph Jakarta yang dibangun seluas 780
m2 dengan investasi sedikitnya US$2 juta menjadi pusat layanan terpadu yang sekaligus wadah untuk menjualin persahabatan serta menjaga loyalitas pemilik Triumph.
Dengan demikian, lanjutnya, kehadiran moge Triumph yang mengunggulkan aspek keamanan dan kenyamanan pengendaranya itu mampu mengisi kebutuhan moge dengan segala model dan variannya di Indonesia, bersama dengan moge merek lain seperti Harley Davidson dan Victory.
“Apalagi perkembangan persaingan pasar moge sekarang tidak lagi antara mereknya, tetapi pada modelnya. Sebab, masing-masing merek memiliki model dengan keunggulannya masing-masing dan rata-rata pecinta moge memiliki dua model moge yang berbeda,” ujarnya.
Tito dan Paulus tidak bersedia mengungkapkan berapa target penjualan moge Triumph yang dibandrol rata-rata sebelum penaikan tariff PPnBM on the road seharga Rp350 juta per unit dengan alasan Exclusive Dealer Triumph Motorcycle Jakarta belum secara resmi berjualan.
Namun, Paulus mengungkapkan Triumph Motorcycle Indonesia berhasil memasarkan 4 unit dari 10 unit Triumph Bonneville T100 Diamond Jubilee. Moge klasik tersebut diproduksi secara eksklusif hanya 60 unit untuk dipasarkan di seluruh dunia.
Pasar Moge Triumph Tak Terpengaruh Penaikan PPnBM
Pasar motor besar tetap kinclong pada tahun ini kendati dibayang-bayangi penaikan pajak pertambahan nilai barang mewah menjadi 125% dan gejolak moneter yang mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
42 menit yang lalu
Historia Bisnis: Kala Soeharto Setujui Mega Proyek Kota Mandiri Jonggol
1 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 menit yang lalu
Grup Salim Indomobil (IMAS) Resmi Ambil Alih Penjualan Jeep di RI
7 jam yang lalu