Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Motor Mirip Royal Enfield, Ini Jawa Motor Bukan Made in Indonesia

Jawa Motorcycle telah berdiri sejak 1929, berbasis di Cekoslovakia.
Tampilan salah satu model Jawa Motorcycle yang telah diakuisisi Mahindra India/Twitter
Tampilan salah satu model Jawa Motorcycle yang telah diakuisisi Mahindra India/Twitter

Bisnis.com, JAKARTA - Mungkin masih ada yang belum mengenal salah satu pabrikan motor ini. “Jawa” merupakan pabrikan  sepeda motor yang awal mulanya lahir di Cekoslovakia pada 1929. 

Dilansir dari situs resmi Jawa Motorcycle, nama JAWA gabungan akronim dari pendirinya berasal dari Frantisek Janecek dan Wanderers. Pabrikan ini dirintis dan dibangun oleh Franstisek Janecek   yang mengakuisisi pabrikan Wanderers asal Jerman yang akan bangkrut, dari sanalah asal mula nama Jawa. 

Franstisek Janecek sebelumnya menggeluti dunia produksi persenjataan. Setelah mengakuisisi pabrikan asal Jerman tersebut, JAWA kemudian memindahkan proses manufakturnya ke Cekoslovakia tepatnya di bekas pabrik dinamit dan Bom TNT yang dimilikinya. 

Permintaan akan senjata menurun, sehingga tenaga kerja terampil dan pabrik-pabrik di Eropa mengalihkan teknik manufaktur mereka ke dunia sepeda motor. Kemudian mereka pun merilis produk perdana yang dinamai JAWA 500 OHV yang bermesin 4-Tak, 500 cc yang dibanderol dengan harga yang tinggi pada 23 Oktober 1929. 

Pergolakan ekonomi di tahun 1930  menjadikan motor murah kian dibutuhkan. Janecek pun merekrut GW Parchett seorang insinyur Inggris terkenal dengan pengalaman balap sebelumnya. Pada 1933, Jawa Motors menjawabnya dengan merilis Jawa 175, motor 175 cc dengan power maksimum 5HP dengan bahan bakar yang jauh lebih irit di banding Jawa 500 OHV. 

Jawa 175 mendulang kesuksesan ditandai dengan terjualnya 3000 unit hanya dalam waktu 1 tahun saja. Selanjutnya Jawa menghentikan produksi 500cc OHV. 

Patchett dan tim mulai merancang mesin sendiri, sebagian besar didasarkan pada mesin 2-Tak 250cc dan 350cc. Jawa juga membuat mesin balap 4-Tak, mesin ini membantu membangun reputasi Jawa untuk bersaing di dunia balapan, dan pada akhirnya Jawa pun memasuki tim balap pabrikan di balapan Isle Of Man TT pada tahun 1932, 1933, dan 1935. 

Pecahnya Perang Dunia II menghentikan produksi sepeda motor Jawa, lantas di bawah tekanan Nazi pabrik dipaksa untuk membuat persenjataan. Didorong oleh hasrat akan inovasi yang lebih, Janecek membuat line-up sepeda motor berikutnya yang dikenal sebagai "Jawa Perak" secara diam-diam.

Dan pada tahun 1941 tepatnya pada tanggal 4 juni, sang pendiri Jawa harus tutup usia karena penyakit jangka panjang yang dideritanya.

Dan sang anak dari Janecek, Karel mengambilalih bisnis tersebut untuk terus mengerjakan desain ayahnya. Pada 1946, Jawa merilis motor impian Janecek yaitu Jawa Perak di Paris Motor Show.

Setelah era Perang Dunia II barulah  Jawa mulai dilirik publik dunia sebagai pabrikan papan atas setelah mereka mampu unjuk gigi di berbagai ajang balap dunia. 

Jawa Motors mengikuti ajang balapan dunia pada era 60-an dan mendapatkan hasil yang sangat gemilang.

Namun pada tahun 1993 terjadi perpecahan di negara Cekoslovakia, hingga akhirnya negara tersebut terpecah menjadi Republik Ceko dan Slovakia, pabrikan Jawa pun ikut terkena imbas hingga akhirnya harus ikutan terpecah menjadi beberapa anak perusahaan. 

Meskipun sudah melewati tantangan selama Perang Dunia I dan II dan masih berhasil bertahan dan tidak mengalami kegagalan,  pada 1996 merek Jawa mengalami kejatuhan dan berhenti beroperasi.

Beruntung, kisah Jawa pun berlanjut, di mana perusahaan otomotif asal India memberi nyawa baru bagi Jawa, melalui anak perusahaan Mahindra, Classic Legends Private Limited (CLPL), berhasil mendapatkan lisensi merek Jawa pada 2016.

Di bawah kepemilikan Mahindra, Jawa mulai bangkit dengan tiga model baru pada 2018 dengan tetap mempertahankan desain motor klasik mereka yang khas.

Hadirnya produk Jawa ini, Jawa tetap menjadi merek yang disukai oleh penggemar otomotif di seluruh dunia. (Andy Kristian Repi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper