Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra Honda Motor (AHM) berharap penjualan sepeda motor nasional hingga akhir 2025 dapat menyentuh angka 6,7 juta unit, atau melampaui capaian tahun sebelumnya yang sebesar 6,33 juta unit.
Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor Thomas Wijaya mengatakan, perseroan mencatatkan penurunan penjualan sekitar 2-3% pada Januari-Juli 2025, sejalan dengan penurunan pasar kendaraan roda dua domestik.
"Tetapi, kami harapkan nanti di semester II ada peningkatan. Sehingga harapannya nanti di akhir tahun itu bisa kurang lebih stabil lah, dibanding dengan tahun lalu.
Bisa mencapai 6,4 juta atau bahkan bisa lebih baik sampai 6,7 juta," ujar Thomas di Jakarta, dikutip Senin (18/8/2025).
Salah satu faktor pendukungnya, Thomas berharap kondisi panen pada paruh kedua tahun ini dapat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga mampu mendorong penjualan sepeda motor.
"Kedua, harga komoditas, khususnya harga sawit, terutama di luar pulau Jawa itu kami harapkan juga demand-nya masih baik sehingga harganya juga masih bisa cukup baik gitu ya," jelasnya.
Tak ketinggalan, dia pun berharap pemerintah dapat memberikan stimulus untuk mendorong daya beli masyarakat kelas menengah yang kini melemah.
"Ketiga kami juga harapkan beberapa program-program pemerintah kita untuk menggerakkan masyarakat yang di kelas entry level dan sebagainya itu bisa juga berdampak lah, bermanfaat sehingga ekonomi bisa cukup bergerak," ujar Thomas.
Adapun, penjualan motor Honda di angka 2,8 juta unit pada 7 bulan pertama 2025. Model yang menjadi tulang punggung penjualan yakni skuter matik dengan kontribusi sekitar 94%. Beberapa model sepeda motor andalan AHM yakni Honda BeAT Series, Scoopy, Vario dan PCX.
Menilik data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan kendaraan roda dua domestik tercatat sebanyak 3,69 juta unit pada 7 bulan pertama 2025.
Kendati demikian, angka tersebut mengalami penurunan 2,07% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 3,76 juta unit.
Marketing Director AHM, Octavianus Dwi Putro menambahkan, penyebab menurunnya pasar kendaraan roda dua pada semester I/2025, di antaranya yaitu lesunya sektor manufaktur dalam negeri.
"Kalau dipilah-pilah kan ada beberapa daerah yang relate dengan manufaktur itu agak turun, ada layoff di beberapa tempat. Kemudian, ada beberapa daerah yang mengandalkan anggaran pemerintah juga terpengaruh, karena di semester I ada relokasi fokus anggaran," ujar Octavianus.
Namun, lanjutnya, ada juga beberapa daerah yang mengalami kenaikan penjualan komoditas, sehingga secara keseluruhan turunnya pasar kendaraan roda dua tidak terlalu dalam.