Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri kendaraan bermotor akan melakukan tindakan tegas kepada konsumen terkait penggunaaan bahan bakar minyak (BBM) pascaimplementasi Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru.
Agen pemegang merek (APM) serta jaringan diler berkomitmen untuk mengampanyekan penggunaan BBM Euro 4 kepada konsumen. Jika himbauan itu diabaikan, maka pihak diler tidak segan untuk mencabut jaminan asuransi kendaraan.
"Jika tidak menggunakan BBM Euro 4 dan terjadi kerusakan yang disebabkan oleh salah BBM maka garansi akan digugurkan," kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto kepada Bisnis, Jumat (7/7).
Selain asuransi yang terancam gugur, penggunaan BBM dengan kadar oktan buruk akan merusak mesin kendaraan. Hal ini akan menjadi bahan kampanye pebisnis setelah penerapan standar emisi Euro 4 dilaksanakan.
Kendaraan dengan emisi Euro 4 diharuskan menggunakan bahan bakar dengan kandungan nitrogen oksida (NOx) 80 mg/km untuk bensin. Sedangkan untuk diesel menggunakan kandungan NOx 250 mg/km serta particulate matter (PM) 25 mg/km.
Pada dasarnya, edukasi konsumsi bahan bakar ini telah dilakukan oleh APM sejak jauh-jauh hari. Kampanye ini dinilai cukup efektif, mengingat dalam beberapa tahun terakhir konsumsi BBM jenis premium terus menurun.
Baca Juga
Dari catatan Bisnis, konsumsi BBM jenis Premium pada kuartal I/2017 sebanyak 3,5 juta kiloliter turun 54% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,6 juta kiloliter.
Sebaliknya, konsumsi Solar pada kuartal I/2017 naik 8% menjadi 3,10 juta kl dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 2,87 juta kl. Konsumsi Premium terus tertekan dengan naiknya tren pembelian bahan bakar khusus (BBK) atau nonsubsidi, yakni Pertalite, Dexlite, dan seri Pertamax.
Berdasarkan data Pertamina, konsumsi Pertalite pada kuartal I/2017 naik signifikan mencapai 3,27 juta kl naik signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 376.395 kl. Konsumsi Pertamax naik dari 742.738 kl pada kuartal I/2016 menjadi 1,40 juta kl pada kuartal I/2017.
Penjualan jenis gasolin masih dikuasai Premium dengan kontribusi sebesar 45%, Pertalite 37%, dan Pertamax 18%. Pertamina memprediksi, konsumsi BBM pada tahun ini tumbuh sebesar 3% dengan target 70,17 juta barel Premium, 43,47 juta barel Pertamax, 99,55 juta barel Pertalite, 160,61 juta barel Solar dan avtur sebanyak 31,40 juta barel.
Investasi
Di sisi lain, produsen kendaraan juga telah menyiapkan investasi untuk melakukan penyesuaian produksi sejalan dengan implementasi Euro 4. "Investasi itu pasti ada karena ada komponen yang berbeda. Nilainya berbeda-beda," kata Jongkie.
Ketua II Gaikindo Rizwan Alamsjah mengatakan dari sisi kemampuan, seluruh merek telah memiliki teknologi untuk memproduksi Euro 4. Sejumlah merek memang telah memiliki pabrik perakitan di dalam negeri, baik untuk segmen kendaraan penumpang maupun komersial. Mayoritas pabrik tersebut masih dilengkapi dengan teknologi Euro 2, namun beberapa sudah melakukan ekspor mobil dengan teknologi EURO 4 yang berarti teknologi sudah ada, hanya butuh waktu untuk mempersiapkan rantai pemasok.
Rizwan menambahkan, dari sisi kemampuan sumber daya manusia perusahaan otomotif yang beroperasi di Indonesia telah siap. “Tinggal menunggu study untuk menambah investasi saja, dan ini butuh waktu,” ujarnya.