Bisnis.com, JAKARTA - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) meluncurkan mobil listrik pertamanya bernama Elcara-0108. Mobil tersebut merupakan karya kolaborasi antara mahasiswa dan dosen. Program Studi (prodi) Pendidikan Teknik Mesin, Pendidikan Teknik Elektro, dan Teknik Elektronika turut andil dalam pembuatan mobil listrik ini.
“Mobil listrik memiliki spesifikasi mesin BLDC 10 Kw, dilengkapi dengan fitur pendukung seperti layar informasi berukuran 120 cm x 100 cm,” ujar Dekan Fakultas Teknik UNJ Uswatun Hasanah dalam “Peluncuran Karya Inovasi dan Rekayasa” pada Jumat (10/6/2022).
Mobil listrik berukuran panjang 4.200 mm, lebar 1.560 mm, dengan tinggi 2.200 mm ini diharapkan mampu menciptakan UNJ sebagai green campus. Selain itu, mobil listrik ini juga sudah dilengkapi dengan rem depan cakram dan rem belakang trombol.
Akan tetapi, Uswatun melanjutkan, mobil ini masih dalam tahap pengembangan. Kalau sudah masuk dalam tahap pabrikasi, mobil ini akan lebih halus dan lebih murah. “Ini masih proses awal dalam riset kami. Kedepannya akan ada penambahan dan pengembangan fitur,” ujarnya.
Keunggulan mobil listrik tersebut di antaranya smart key multi user and geofencing multi system. Cocok untuk area tertutup seperti TMII, Ancol atau Monas. Kendaraan bisa diatur otomatis off jika keluar area. Jarak tempuh mobil ini sejauh 100 km, sedangkan kecepatan pengisian baterai 2 jam dengan 25 Amp.
Selain itu, mobil ini pun mempunyai ganset system for emerging 5KW yang berguna untuk pengisian mendadak jika tidak terdapat pada daerah sekitar.
Baca Juga
Sementara itu, Rektor UNJ Komaruddin berharap, produk tersebut mampu mendukung upaya UNJ dalam menciptakan urban campus dan green campus yang ramah lingkungan.
Patut diakui, kata Komarudin, lingkungan UNJ masih penuh kesemrawutan dalam tata letak kampus, misalnya parkiran kampus. Akses transportasi di dalam kampus masih minim. Oleh karena itu, inovasi mobil dan sepeda listrik diharapkan mampu untuk mengurai kesemrawutan tersebut dan menunjang mobilitas dosen dan mahasiswa.
“Yang namanya smart dan green campus itu kan harusnya tidak semrawut,” ucap Komar.
Komarudin melanjutkan, ia mendukung penuh pembuatan mobil. Terlebih lagi, UNJ sebagai Lembaga Penghasil Tenaga Keguruan (LPTK) punya keharusan untuk menghasilkan guru-guru yang penuh inovasi. Kondisi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini, berdasarkan pengamatan Komarudin, sudah sangat inonvatif dan produktif. Ia mengatakan, “jangan sampai para calon guru dan dosen-dosen UNJ ketinggalan zaman.”
Peluncuran karya inovasi mobil dan sepeda listrik ini, diharapkan Komaruddin mampu menjadi momentum UNJ untuk lebih produktif. Tidak hanya FT, lanjutnya, fakultas lain juga harus mampu berinovasi dan menghasilkan karya yang bisa diaplikasikan. “Dengan produk inovasi dari dosen dan mahasiswa, saya meyakini UNJ akan menjadi kampus yang lebih besar lagi,” tutupnya.
Sebelum UNJ, tren membuat mobil listrik dalam mendukung terciptanya teknologi ramah lingkungan, sudah dilakukan universitas-universitas di Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), sampai Universitas Lampung (Unila) telah meluncurkan kendaraan bertenaga listrik sebagai sarana transportasi di lingkungan kampus.