Bisnis.com, JAKARTA — Para pelaku industri otomotif menilai pemerintah dapat memberikan insentif untuk penjualan mobil seiring Bank Indonesia (BI) baru saja mengerek suku bunga ke level 6,25%.
Di satu sisi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo juga berharap perbankan, dan juga lembaga keuangan lainnya tidak secara langsung ikut mengerek suku bunga kredit kendaraan bermotor.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto menilai insentif yang diberikan oleh pemerintah akan membuat harga mobil terjangkau, sehingga menggairahkan masyarakat untuk melakukan pembelian.
Apalagi bila berkaca pada 2022, pemerintah sempat memberikan insentif pajak pertambahan nilai barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM) DTP yang berdampak positif terhadap penjualan domestik.
“Kalau bisa diberikan tentu harga mobil akan lebih terjangkau, sehingga masyarakat bisa bergairah untuk membeli kendaraan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (25/4/2024).
Meski diselimuti oleh sentimen negatif mulai dari kenaikan suku bunga, hingga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dia masih optimistis penjualan mobil domestik dapat mencapai target 1,1 juta unit pada 2024.
Para agen pemegang merek atau APM juga berharap pemerintah bisa memberikan uluran tangan bagi industri otomotif. Salah satunya adalah Toyota-Astra Motor (TAM) yang masih percaya pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap pasar otomotif.
Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy mengatakan kenaikan suku bunga memiliki dampak secara langsung terhadap pasar otomotif. Terlebih lagi lembaga pembiayaan juga memperketat proses pengajuan kredit kendaraan bermotor.
Padahal, menurutnya, mayoritas konsumen Indonesia cenderung membeli mobil dengan menggunakan skema kredit. Alhasil kenaikan suku bunga juga turut berdampak terhadap konsumen.
“Kami sebagai salah satu bagian dari industri otomotif Indonesia, percaya bahwa pemerintah akan terus mendukung penuh agar market bisa tetap tumbuh positif,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/4/4024).
Daihatsu juga melakukan segmentasi konsumen bersama lembaga pembiayaan agar penyaluran kredit kendaraan bermotor menjadi lebih tepat sasaran.
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono mengatakan sekitar 80% dari penjualan mobil Daihatsu dilakukan melalui skema kredit. Sejauh ini perusahaan juga masih mempelajari dampak kenaikan suku bunga terhadap pembelian mobil.
“Daihatsu bersama dengan partner lembaga pembiayaan pun telah melakukan upaya bersama untuk dapat melakukan profiling/segmentasi customer secara lebih tepat, sehingga proses pengajuan kredit di lembaga pembiayaan bisa berjalan dengan baik dan cepat,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (25/4/2024).
Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) tengah menyiapkan beberapa program khusus seiring adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 6,25%.
Sales & Marketing and After Sales HPM, Yusak Billy mengatakan masih memantau kondisi pasar untuk mempertahankan target penjualan sampai akhir 2024. Di satu sisi, Honda juga berupaya memperkuat daya beli konsumen melalui program yang diberikan.
“Program penjualan kami untuk meringankan dan memudahkan konsumen dalam memiliki kendaraan khususnya Brio seperti DP rendah, dan cicilan ringan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (25/4/2024).