Bisnis.com, JAKARTA – Deretan jenama otomotif asal Jepang mengalami penurunan penjualan signifikan sepanjang tahun berjalan. Sebaliknya, penjualan mobil China justru melonjak ratusan persen.
Hal itu terjadi di tengah penurunan pasar otomotif periode Januari-Juli 2025. Data Gaikindo menunjukkan, total penjualan mobil wholesales sebanyak 435.390 unit, atau merosot 10,1% (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 484.250 unit.
Penjualan mobil domestik secara ritel pun menyusut 10,8% menjadi 453.278 unit, dibandingkan pada periode yang sama pada 2024 yang sebanyak 508.041 unit.
Dari merek Jepang, Toyota mencatatkan penjualan wholesales sebanyak 142.751 unit pada 7 bulan pertama 2025. Namun, angka itu turun 9% YoY dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 156.858 unit.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Jap Ernando Demily mengatakan, memasuki semester II/2025, Toyota berharap pasar bisa tumbuh lebih positif dengan bantuan beberapa stimulus salah satunya menuju musim liburan akhir tahun.
"Rasanya momen ini merupakan waktu yang tepat bagi pemangku kebijakan [stakeholder] memberikan terobosan positif kepada industri untuk membantu menggairahkan pasar," ujar Ernando kepada Bisnis, dikutip Kamis (14/8/2025).
Baca Juga
Berikutnya, Daihatsu yang juga dinaungi oleh Grup Astra, meraih penjualan sebanyak 74.856 unit pada Januari-Juli 2025, merosot 24,6% secara tahunan.
Pabrikan Jepang lainnya yang juga mengalami koreksi penjualan yaitu Honda yang turun 29,6% menjadi 37.916 unit. Disusul Mitsubishi Motors sebanyak 36.092 unit, atau melemah 14,3%.
Mobil China Meroket
Di lain sisi, kala pabrikan Jepang mengalami penurunan penjualan dobel digit, merek mobil China justru meroket hingga ratusan persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Misalnya, BYD mencatatkan lonjakan penjualan 366,5% menjadi 16.427 unit pada Januari-Juli 2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3.521 unit. Deretan mobil listrik andalan BYD yakni Atto 1, Atto 3, Sealion 7, Seal, Dolphin dan M6.
Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia Luther T. Panjaitan mengatakan, perseroan optimistis menghadapi semester II/2025, sejalan dengan pertumbuhan pangsa pasar (market share) mobil listrik yang meningkat secara eksponensial di Indonesia.
“Dari dua tahun lalu, mobil listrik itu hanya sekitar 3% [market share], tahun lalu sudah mencapai 5%, dan di semester I/2025 telah mencapai hampir 10%. Artinya, ada peningkatan EV awareness yang cukup tinggi,” ujar Luther kepada Bisnis.
Selanjutnya, penjualan Chery juga melesat 151,7% menjadi 11.876 unit pada 7 bulan pertama 2025, dibandingkan 4.719 unit pada periode sama tahun lalu.
Sederet model Chery, di antaranya Chery J6, Chery E5 EV, Chery Tiggo 7 dan Tiggo 8 CSH. Chery pun berkomitmen untuk memproduksi lokal seluruh kendaraannya di pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Bekasi, Jawa Barat.
Tak ketinggalan, penjualan GWM juga melesat 129,6% secara tahunan menjadi 551 unit, disusul Neta yang naik 51,4% menjadi 433 unit pada Januari-Juli 2025.
Kendati demikian, ada beberapa merek China yang belum mencatatkan pertumbuhan secara tahunan, lantaran baru diluncurkan pada awal 2025, di antaranya yakni Aion, Denza, hingga Geely.
Perbandingan Penjualan Merek Mobil Jepang vs China (wholesales)
Daftar 10 Merek Jepang Terlaris Januari-Juli 2025 (% YoY):
1. Toyota: 142.751 unit (-9%)
2. Daihatsu: 74.856 unit (-24,6%)
3. Honda: 37.916 unit (-29,6%)
4. Mitsubishi Motors: 36.092 unit (-14,3%)
5. Suzuki: 33.190 unit (-13,9%)
6. Isuzu: 13.465 unit (-17,9%)
7. Mitsubishi Fuso: 13.313 unit (-13,9%)
8. Hino: 9.666 unit (-20,1%)
9. Mazda: 1.677 unit (-33,5%)
10. UD Trucks: 1.235 unit (+6,4%)
Daftar 10 Merek China Terlaris Januari-Juli 2025 (% YoY):
1. BYD: 16.427 unit (+366,5%)
2. Chery: 11.876 unit (+151,7%)
3. Wuling: 9.514 unit (-5,3%)
4. Denza: 6.256 unit
5. Aion: 3.126 unit
6. Geely: 1.508 unit
7. Morris Garage: 1.090 unit (-57,3%)
8. GWM: 551 unit (+129,6%)
9. DFSK: 468 unit (-7,5%)
10. Neta: 433 unit (+51,4%)