Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Avanza dan Innova Menjadi Favorit Konsumen Fleet

Toyota mencatat model Avanza dan Innova mendominasi pemesanan di segmen fleet bagi konsumen korporasi maupun instansi
Toyota All New Avanza hadir dengan transformasi total dari sisi dimensi, sistem penggerak roda, hingga fitur. /TAM
Toyota All New Avanza hadir dengan transformasi total dari sisi dimensi, sistem penggerak roda, hingga fitur. /TAM

Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota-Astra Motor (TAM) melego sekitar 22.000 unit mobil yang dipesan secara massal sebagai armada atau segmen fleet bagi konsumen korporasi maupun instansi.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan Toyota secara retail mencapai 92.547 unit sepanjang Januari-April 2024 dengan pangsa pasar hingga 32%.

Meski menguasai pangsa pasar mobil domestik, penjualan 92.547 unit tersebut turun 11,8% dari 104.947 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, kontribusi dari segmen fleet hampir mencapai 24% dari total penjualan retail sepanjang Januari-April 2024. Hal ini berarti ada sekitar 22.211 unit mobil yang dipasok ke instansi maupun korporasi.

Dari jumlah tersebut, sekitar 50% berasal dari pesanan perusahaan, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kemudian, sisanya diikuti oleh perusahaan sewa mobil, dan instansi pemerintahan.

Marketing Director Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy mengatakan, dari mobil yang dijual secara fleet, model multi purpose vehicle (MPV) seperti Avanza dan Innova mendominasi pesanan.

“Semoga harapannya ke depan iklim ekonomi maupun bisnis di Indonesia bisa terus tumbuh ke arah yang positif agar industri pendukungnya seperti otomotif bisa ikut terdongkrak ke atas,” katanya kepada Bisnis, dikutip Kamis (30/5/2024).

Berbagai produk, dan layanan disiapkan oleh Toyota guna mengerek kinerja penjualan sampai akhir 2024. Harapannya, pasar otomotif bisa bangkit di sisa tahun ini.

Terkait kondisi pasar, dia mengatakan, adanya libur panjang seiring bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri 2024 membuat hari kerja efektif hanya kurang dari dua pekan selama April 2024. 

Hal ini tentunya, menurut dia, sangat berdampak pada aktivitas jual-beli yang tidak maksimal karena terpotong libur panjang. Terlebih lagi kalau dilihat dari market juga koreksinya cukup signifikan hingga 50%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper