Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Honda Catat Penjualan 92.000 Unit per November, Ini Model Terlaris

PT Honda Prospect Motor (HPM) membukukan penjualan secara ritel atau dari diler ke konsumen tembus hingga 92.327 unit pada periode Januari-November 2024.
Petugas mengecek mobil Honda Brio baru di gudang Honda Pradana Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil low cost green car (LCGC) Honda melalui model Brio mencapai 35.523 unit sepanjang Januari-Agustus 2023 atau naik 32,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas mengecek mobil Honda Brio baru di gudang Honda Pradana Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil low cost green car (LCGC) Honda melalui model Brio mencapai 35.523 unit sepanjang Januari-Agustus 2023 atau naik 32,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen otomotif asal Jepang, PT Honda Prospect Motor (HPM) membukukan penjualan secara ritel atau dari diler ke konsumen tembus hingga 92.327 unit pada periode Januari-November 2024. Pangsa pasar Honda pun tembus 11,4%.

Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan tren penjualan Honda mengalami peningkatan sebesar 9% pada November 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kenaikan ini didukung oleh model-model unggulan seperti Honda Brio, Honda HR-V, dan Honda BR-V," kata Billy kepada Bisnis, Selasa (10/12/2024).

Mengacu data Gaikindo, Honda mencatatkan penjualan mobil secara ritel sebanyak 8.765 unit pada November 2024, naik sekitar 9% dibandingkan penjualan pada Oktober 2024 sebanyak 8.048 unit. 

Adapun, segmen LCGC Brio dan beberapa model SUV menjadi incaran konsumen. Secara kontribusi, Brio menyumbang 55% dari total penjualan, disusul HR-V yang sebesar 18%, WR-V 12%, dan BR-V 10%.

Kendati demikian, Billy juga menyebut bahwa pasar otomotif akan menghadapi sejumlah tantangan, seiring dengan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang mulai berlaku 1 Januari 2025 dan Opsen Pajak.

Perlu diketahui, opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Nantinya pemerintah kabupaten/kota memungut opsen dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sementara itu, pemerintah provinsi dapat memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).

"Penerapan pajak ini dapat memberikan tekanan terhadap penjualan kendaraan krn menurunnya daya beli konsumen. Untuk itu, kami mempersiapkan program penjualan di akhir tahun ini sehingga mendorong konsumen tidak menunda pembelian kendaraan hingga tahun depan," ujar Billy.

Alhasil, dia mengatakan Honda akan terus memantau implementasi kebijakan ini dan menyesuaikan strategi agar tetap dapat memberikan solusi terbaik bagi konsumen.

Mengacu data terbaru Gaikindo yang diterima Bisnis, sepanjang Januari - November 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 784.788 unit atau turun 14,7% secara year-on-year (YoY) dari periode sama 2023 sebesar 920.518 unit.

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 11,2% YoY menjadi 806.721 unit pada periode 11 bulan 2024, dibandingkan 908.473 unit pada periode yang sama 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper