Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hyundai Harap Tak Ada PHK di Industri Otomotif usai UMP Naik

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berharap kebijakan pemerintah yang resmi menaikkan UMP 2025 sebesar 6,5% tidak berdampak negatif ke industri otomotif.
Hyundai Kona Electric. PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berharap kebijakan pemerintah yang resmi menaikkan UMP 2025 sebesar 6,5% tidak berdampak negatif ke industri otomotif./Bisnis-Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra
Hyundai Kona Electric. PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berharap kebijakan pemerintah yang resmi menaikkan UMP 2025 sebesar 6,5% tidak berdampak negatif ke industri otomotif./Bisnis-Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen otomotif asal Korea Selatan, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berharap kebijakan pemerintah yang resmi menaikkan upah minimum provinsi atau UMP 2025 sebesar 6,5% tidak berdampak negatif ke industri otomotif.

Perlu diketahui, kenaikan UMP diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.16/2024 tentang Penetapan Upah Minimum 2025. Melalui beleid ini, pemerintah menetapkan nilai kenaikan UMP dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2025 sebesar 6,5% dari UMP dan UMK tahun lalu.

Menyusul kenaikan UMP tersebut, pemerintah membentuk Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK) sebagai langkah antisipasi agar angka PHK di Indonesia tidak semakin besar.

Chief Marketing Officer Hyundai Motors Indonesia, Budi Nur Mukmin mengatakan, pada prinsipnya perseroan menghormati setiap kebijakan pemerintah, termasuk kenaikan UMP.

"Kemudian kalau tadi ada satgas PHK dan segala macam, terus terang kami tidak bisa berkomentar, itu kebijakan dari pemerintah. Tetapi yang pasti kami menaati seluruh kebijakan yang berlaku," ujar Budi saat ditemui di Bandung, Jawa Barat dikutip Rabu (11/12/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, Hyundai berharap, meskipun pasar otomotif akan menghadapi sejumlah tantangan pada tahun depan, namun para pelaku industri tetap bisa bersaing dan tidak ada PHK massal.

"Kami berharap tidak ada efek ke industri. Jadi saya berharap industri tahun depan tetap bersaing, tetap kompetitif. Kalau bisa jangan sampai ada PHK, kami tidak melihat ke arah sana sih," katanya.

Alhasil, Hyundai telah menyiapkan strategi yakni meluncurkan produk-produk baru pada tahun depan. Diprediksi, akan ada enam model baru yang akan diperkenalkan Hyundai pada 2025.

"Kami tidak tahu suku bunga dan nilai tukar rupiah akan ke arah mana, belum lagi PPN, opsen pajak dan sebagainya, itu faktor yang kami tidak bisa kontrol. Faktor yang bisa kami kontrol adalah produk yang kami keluarkan. Kami ingin memberikan penyegaran agar konsumen tertarik," pungkas Budi.

Adapun, sepanjang 2024, Hyundai pun gencar meluncurkan model-model baru, di antaranya yakni All New Kona Electric (BEV), Santa Fe Hybrid, Tucson Hybrid, dan akan ada satu model Hyundai N Line terbaru yang akan meluncur akhir tahun ini.

Mengacu data Gaikindo, Hyundai mencatatkan penjualan ritel sebanyak 1.651 unit pada November 2024, atau naik 13,78% secara month-to-month (MtM) dibandingkan Oktober 2024 sebanyak 1.451 unit.

Sementara itu, sepanjang periode 11 bulan 2024 penjualan Hyundai tembus 20.543 unit dengan pangsa pasar (market share) sebesar 2,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper