Bisnis.com, JAKARTA - Deretan produsen mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) berlomba mencatatkan penjualan moncer sepanjang 2024.
Adapun, merek mobil listrik asal China, BYD M6 masih mendominasi penjualan pada tahun lalu, menyusul Wuling Binguo EV di peringkat kedua.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil BEV pada 2024 tembus 43.188 unit, jumlah itu melonjak signifikan 153,2% secara tahunan dibandingkan periode 2023 sebanyak 17.051 unit.
Di peringkat pertama mobil listrik terlaris dihuni oleh BYD M6 yang membukukan penjualan sebanyak 6.124 unit. Padahal, BYD M6 baru diluncurkan pada Juli 2024.
Berikutnya, Wuling Binguo EV bertengger di posisi kedua dengan penjualan sebanyak 5.156 unit. Disusul oleh BYD Seal di peringkat ketiga yang laris terjual sebanyak 4.828 unit.
Di urutan keempat, ada Wuling Air EV dengan capaian sebanyak 4.440 unit pada periode Januari-Desember 2024. Disusul Chery Omoda E5 yang menorehkan penjualan sebanyak 4.425 unit.
Baca Juga
Selanjutnya, ada Wuling Cloud EV yang meraih penjualan sebesar 3.521 unit, disusul BYD Atto 3 yang membukukan penjualan 3.291 unit.
Berturut-turut, mobil listrik yang masuk 10 besar terlaris pada 2024 yakni MG 4 EV sebanyak 2.340 unit, disusul produsen asal Korea Selatan yakni Hyundai Ioniq 5 sebanyak 1.561 unit dan Hyundai Kona EV 1.196 unit.
Kendati demikian, Gaikindo pun mengakui bahwa sejatinya kontribusi penjualan BEV terhadap total penjualan mobil nasional masih sangat minim. Misalnya, pada 2024 penjualan BEV hanya 4,98% dari penjualan mobil di RI secara wholesales sebanyak 865.723 unit.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan, alasannya karena infrastruktur pengisian daya (charging station) di Indonesia masih sangat terbatas sehingga membuat masyarakat masih ragu-ragu untuk membeli mobil listrik.
"Mobil listrik masih perlu charging station, sedangkan charging station-nya sangat kurang. Orang kalau mau beli BEV kan pasti berpikir, akan ngecas di mana?" tutur Jongkie kepada Bisnis.
Oleh sebab itu, Gaikindo mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan regulasi untuk memperbanyak infrastruktur pengisian daya mobil listrik. Misalnya, pemerintah daerah (Pemda) menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) yang mewajibkan setiap gedung menyediakan charging station.
"Nah, jadi Pemda perlu membuat peraturan setiap gedung berlantai di atas 5 harus memiliki charging station sebanyak, misalnya 1% dari total jumlah tempat parkir. Jadi kalau 300 tempat parkir, ya sudah pasang 3 charging station, kan tinggal terbitkan Perda," pungkas Jongkie.
Insentif Mobil Listrik
Di lain sisi, pada 2025, pemerintah memberikan insentif PPN DTP 10% untuk mobil listrik CKD atau yang diproduksi di dalam negeri dengan syarat minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40%.
Beberapa pabrikan yang menikmati insentif ini di antaranya Hyundai dengan beberapa produk BEV unggulannya yakni Ioniq 5 hingga Kona Electric, kemudian Wuling dengan Air ev hingga Cloud Ev-nya.
Selain PPN DTP 10%, pemerintah membebaskan bea masuk dan PPnBM untuk impor utuh (CBU) BEV bagi produsen yang berkomitmen membangun pabrik di Indonesia seperti BYD, Aion, dan Citroen. Lalu, PPnBM DTP untuk impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU) dan CKD sebesar 15%.
Adapun, seluruh insentif bagi BEV tersebut tetap diberikan pemerintah untuk tahun depan seiring dengan penambahan insentif terhadap mobil hibrida yang sebesar 3%.
Daftar Mobil Listrik Terlaris 2024:
- BYD M6: 6.124 unit
- Wuling Binguo EV: 5.156 unit
- BYD Seal: 4.828 unit
- Wuling Air ev: 4.440 unit
- Chery Omoda E5: 4.425 unit
- Wuling Cloud EV: 3.521 unit
- BYD Atto 3: 3.291 unit
- MG 4 EV: 2.340 unit
- Hyundai Ioniq 5: 1.561 unit
- Hyundai Kona EV: 1.196 unit