Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Premanisme Ormas Ganggu Pabrik BYD di Subang, MPR: Bisa Bikin Investor Kabur

Pabrik BYD di Subang diusik premanisme ormas, MPR sebut iklim investasi di Indonesia bisa terganggu
BYD resmi luncurkan Sealion 7 di IIMS 2025. (Bisnis/Rizqi Rajendra)
BYD resmi luncurkan Sealion 7 di IIMS 2025. (Bisnis/Rizqi Rajendra)

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan pabrik mobil listrik asal China, BYD, di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat diusik oleh aksi premansime berkedok organisasi kemasyarakatan (ormas).

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno saat melakukan kunjungan kerja ke pusat perakitan BYD di Shenzen, China.

"Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas, pemerintah perlu tegas untuk menangani permasalahan ini," ujar Eddy melalui akun Instagramnya dikutip Senin (21/4/2025).

Lebih lanjut dia mengatakan, aksi premanisme berkedok ormas ini mengganggu iklim investasi di Indonesia. Sebab, hal itu berpotensi membuat investor kabur lantaran tidak mendapatkan jaminan keamanan untuk berinvestasi di Tanah Air.

"Jangan sampai kemudian investor datang ke Indonesia dan merasa tidak mendapatkan jaminan keamanan. Itu adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia," jelasnya.

Kendati pembangunan pabrik diganggu oleh ormas, PT BYD Motor Indonesia berkomitmen untuk terus mengejar penyelesaian pembangunan pabrik perseroan yang berlokasi di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat.

Sebelumnya, Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia Luther T. Panjaitan mengatakan, pembangunan pabrik tersebut masih terus berjalan dan dipastikan dapat rampung pada akhir tahun ini.

"Tentu, itu kan jadi komitmen BYD kepada pemerintah untuk menyelesaikan pabrik kami itu maksimal akhir tahun 2025," ujar Luther saat dihubungi Bisnis, Jumat (10/1/2025). 

Fasilitas manufaktur BYD itu mampu memproduksi 150.000 unit mobil listrik per tahun. Adapun, Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya (SCS), entitas dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Pembangunan pabrik BYD tersebut disebut akan memberikan kesempatan bagi industri lokal untuk membawa Tanah Air sebagai pemasok mobil listrik secara global. Total investasi di Indonesia BYD mengincar lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun (asumsi kurs Rp16.800 per dolar AS).

Sejauh ini, sudah ada lima model mobil BYD yang tersedia di Indonesia, yaitu BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 dan Sealion 7 di segmen SUV, lalu Hatchback BYD Dolphin, serta sedan BYD Seal. 

Namun seluruh model tersebut masih diimpor utuh (completely built up/CBU) dari China, karena pabrik BYD di Subang masih dalam proses pembangunan.

Selain itu, BYD juga telah meluncurkan sub-merek premiumnya yakni Denza D9, sebuah MPV listrik premium yang dibanderol Rp950 juta OTR Jakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper