Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah mengungkapkan realisasi paket stimulus ekonomi tahap I/2025 yang menyasar insentif mobil listrik mencapai Rp13,2 triliun, selama periode Januari-Februari. Jumlah itu melampaui alokasi untuk bantuan tarif listrik hingga Jaminan Kehilangan Pekerjaan/JKP.
Berdasarkan Laporan Semester I APBN 2025, pemerintah mengungkapkan ‘subisdi’ mobil listrik mencakup Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10%, Pajak Penjualan Barang Mewah DTP 15%, serta pembebasan bea masuk.
Keseluruhan subsidi itu hanya khusus untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), termasuk bagi produk impor utuh. Sedangkan untuk bantuan mobil hybrid, realisasi anggaran mencapai Rp800 miliar, untuk diskon PPnBM DTP 3%.
Dari data yang sama, paket stimulus tahap I yang mencapai anggaran Rp33,0 triliun juga digunakan untuk bantuan diskon listrik selama dua bulan sebesar Rp10,0 triliun.
Pada saat yang sama, anggaran pun dikucurkan untuk bantuan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Total realisasi JKP mencapai Rp1,2 triliun, stimulus itupun mencakup pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) yang senilai Rp2,0 triliun.
Sementara paket bantuan untuk industri padat karya juga jauh di bawah subsidi mobil listrik. Misal saja untuk insentif PPh 21 hanya sebesar Rp800 miliar. Sedangkan bantuan revitalisasi mesin hanya sekitar Rp300 miliar.
Di sisi lain, banjir mobil listrik di tengah kelesuan pasar merupakan catatan tersendiri. Sejak digongkan kebijakan subsidi mobil listrik, termasuk untuk impor utuh, tingkat pertumbuhan penjualan mobil listrik cukup signifikan.
Di lain sisi, pasar mobil listrik di Indonesia diramaikan oleh pabrikan asal China. Terlebih, sejumlah merek seperti Wuling, Chery, Aion hingga XPeng sudah mulai memproduksi lokal. Sementara, BYD masih dalam tahap pembangunan pabrik yang diestimasikan rampung akhir 2025.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, total penjualan wholesales mobil listrik BEV pada Mei 2025 sebesar 6.391 unit. Angka itu turun 13,63% secara bulanan (month-to-month/MtM) dibandingkan 7.400 pada April 2025.
BYD Sealion 7 masih bertengger di posisi pertama dengan capaian penjualan 1.232 unit pada Mei, namun capaian tersebut turun 31,28% dibandingkan bulan sebelumnya. Selanjutnya, di posisi kedua masih dihuni oleh Grup BYD, yaitu MPV listrik BYD M6 yang mencatatkan penjualan 1.184 unit disusul sub-merek premium, Denza D9 sebanyak 630 unit.
Seluruh penjualan mobil listrik BYD dikapalkan langsung dari China. SUV listrik off-road Chery J6 juga laris diburu konsumen dengan capaian penjualan 580 unit pada Mei 2025. Mobil tersebut sudah diproduksi lokal di fasilitas milik mitra Chery, PT Handal Indonesia Motor (HIM) yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Kemudian, Wuling Air EV dan Wuling Binguo EV masing-masing mencatatkan penjualan sebanyak 419 unit pada bulan kelima 2025. Kedua model itu juga diproduksi secara lokal di fasilitas perakitan Wuling yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.