Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekor! Investasi Mobil Listrik China Lebih Deras di Luar Negeri

Investasi EV China di luar negeri mencapai US$16 miliar, melebihi investasi domestik US$15 miliar, karena pasar jenuh dan perang harga di dalam negeri.
Mobil listrik Geely EX5 di ajang GIIAS 2025. (Dok. Geely)
Mobil listrik Geely EX5 di ajang GIIAS 2025. (Dok. Geely)
Ringkasan Berita
  • Investasi pabrikan mobil listrik China di luar negeri mencapai US$16 miliar, melampaui investasi domestik yang hanya US$15 miliar.
  • Ekspansi global didorong oleh kelebihan kapasitas dan perang harga di dalam negeri.
  • Proyek luar negeri menghadapi tantangan regulasi dan politik yang lebih tinggi, dengan tingkat penyelesaian hanya 25% dibandingkan 45% di dalam negeri.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA- Untuk kali pertama, investasi berbagai pabrikan mobil listrik (Electric Vehicle/EV) China lebih besar dibandingkan suntikan dana di dalam negeri. Realisasi investasi sepanjang tahun lalu itupun memecahkan rekor perdana.

Dikutip dari Bloomberg, Rabu (20/8/2025), pabrikan EV asal Tiongkok secara perdana lebih royal menanamkan investasi di luar negeri, dibandingkan realisasi di dalam negeri.

Tercatat total investasi rantai pasok EV yang digelontorkan pabrikan EV asal China mencapai US$16 miliar, semuanya menyasar lahan di luar negeri. Sebaliknya, total nilai investasi EV di negeri asalnya hanya sekitar US$15 miliar.

Menurut laporan perusahaan riset Rhodium Group yang dirilis Senin kemarin, angka-angka tersebut mewakili "pergeseran bersejarah" setelah bertahun-tahun mengarahkan sekitar 80% investasi di dalam negeri.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok didorong untuk berekspansi secara global karena kelebihan kapasitas dan perang harga yang berkepanjangan di dalam negeri, menekan margin.

Dalam laporan itupun dikatakan, pabrikan China juga berusaha menghindari tarif yang memberatkan di Eropa dan AS dengan membangun fasilitas produksi di sana.

"Fakta bahwa investasi luar negeri sekarang melampaui investasi domestik mencerminkan pasar Tiongkok yang jenuh dan daya tarik strategis untuk berekspansi ke luar negeri demi imbal hasil yang lebih tinggi," kata Armand Meyer, analis riset senior di Rhodium dan penulis laporan tersebut.

Sekitar tiga perempat investasi keluar berasal dari produsen baterai, yang mencerminkan sifat industri yang padat modal. Produsen baterai besar seperti Contemporary Amperex Technology Co. Ltd., Envision Group, dan Gotion High-Tech Co. telah mengikuti pasar gemuk dari produsen seperti Tesla Inc. dan BMW AG di luar negeri.

CATL, sebutan untuk produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, pada bulan Juni menyatakan bahwa mereka menjadikan ekspansi ke luar negeri sebagai "prioritas utama" karena persaingan yang ketat di pasar otomotif domestik .

BYD selaku produsen mobil terlaris di Tiongkok, memiliki pabrik di Brasil dan Thailand, dan sedang merencanakan pembangunan fasilitas di Turki dan Indonesia. Chery Automobile Co. telah berjanji untuk mendirikan pabrik kendaraan listrik senilai US$1 miliar di Turki.

Proyek-proyek di luar negeri cenderung lebih mahal, membutuhkan waktu lebih lama untuk dibangun, dan menghadapi risiko regulasi dan politik yang lebih tinggi.

Hanya 25% dari proyek manufaktur kendaraan listrik yang diumumkan di luar negeri telah selesai, dibandingkan dengan tingkat penyelesaian 45% di dalam negeri, menurut laporan tersebut.

Bulan lalu, BYD menunda rencana pembangunan pabrik besar di Meksiko tanpa batas waktu karena ketegangan geopolitik dan ketidakpastian yang berasal dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Proyek-proyek domestik tidak hanya dibangun lebih cepat tetapi juga dimulai lebih cepat. Pabrik baterai di Tiongkok biasanya memulai konstruksi dalam waktu tiga hingga 12 bulan, dibandingkan dengan 10 hingga 24 bulan di luar negeri, kata Rhodium.

Svolt Energy Technology Co., produsen baterai yang berbasis di Tiongkok utara, membatalkan 99% dari investasi luar negerinya yang diumumkan, menurut laporan tersebut.

Ekspansi internasional perusahaan dan pemasok kendaraan listrik Tiongkok perlu menghadapi dinamika seperti permintaan global yang tidak merata untuk mobil baterai, dan tekanan balik di pasar seperti Uni Eropa.

Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan Tiongkok perlu mengelola meningkatnya kekhawatiran Beijing terhadap transfer teknologi, hilangnya lapangan kerja, dan pengosongan industri yang dapat menyebabkan kontrol yang lebih ketat terhadap investasi keluar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro