Bisnis.com, JAKARTA--Jeep termasuk merek yang peminatnya segmented di Indonesia. Ketertarikan seseorang terhadap mobil ini untuk dijadikan kendaraan bisa jadi lebih karena kesenangan pribadi, misalnya bagi penyuka offroad.
Chief Marketing Officer PT Garansindo Inter Global Rieva Muchsin berpendapat Jeep tak ubahnya barang-barang fesyen dari negeri barat. Merek yang tampil cenderung memiliki citra eksklusif tersendiri.
Salah satu alasannya karena seluruh proses manufaktur Jeep berlangsung di negara asal. Tetapi, tak semua pemilik mobil berpenggerak empat roda ini sadar pentingnya menjaga orisinalitas aksesori maupun suku cadang kendaraan mereka.
"Sebetulnya tak ada trik perawatan khusus, sama saja seperti mobil lain. Tapi, biasanya Jeep mengalami kerusakan pada aksesori karena tak menggunakan merek orisinal," kata Rieva kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Tak jarang pemilik Jeep mengganti maupun menambah aksesori velg, bumper, side fender, dan lainnya. Benda-benda ini cenderung lebih cepat rusak jika tak menggunakan merek orisinal, seperti Mopar, alias membeli produk aftermarket.
Rieva menekankan pada bagian footstep atau pijakan kaki. Ketika benda ini diganti menggunakan merek yang tak disarankan distributor resmi umumnya mudah lepas, pecah, atau lecet.
Sementara itu, perawatan mesin Jeep selazimnya passenger car lain. Pemilik atau pengguna harus peka terhadap kondisi ban dengan membersihkannya setiap 5.000 - 8.000 km termasuk bagian brake dust. Jangan lupa cek tekanan angin setidaknya sepekan sekali.
Nah, kalau soal bahan bakar Rieva mengatakan sebetulnya pemakaian bahan bakar minyak (BBM) beroktan rendah tak lantas merusak mesin. "Bahan bakar pakainya yang nonsubsidi. Premium tak merusak atau pengaruhi garansi. Tapi jelas mempengaruhi performa mobil itu sendiri," ujarnya.
Secara umum, sebaiknya service rutin Jeep dilakukan setiap 6.000 kilometer atau bisa juga mematok per 6 bulan sekali. Sedangkan kalau menyangkut sabuk mesin, seperti mobil pada umumnya, penggantian sah-sah saja dilakukan setiap 25.000 mil.
Selain itu, pengguna serta pemilik harus telaten memeriksa level oli dan cairan mesin karena setiap kendaraan berbeda. Dan tak lupa, setiap kali hendak memperbaiki sesuatu terkait dengan sistem kelistrikan putuskan lebih dulu aliran aki.