Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEGMEN RITEL: China Uji Pasar MPV

Seperti kebanyakan produk China, mobil segmen ini akan dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis lainnya.
Terlepas dari kemampuan Wuling dalam memanjakan konsumen, menjadikan MPV sebagai produk yang pertama mengaspal di Tanah Air merupakan strategi jitu. /Bisnis.com
Terlepas dari kemampuan Wuling dalam memanjakan konsumen, menjadikan MPV sebagai produk yang pertama mengaspal di Tanah Air merupakan strategi jitu. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam waktu dekat, PT Saic General Motor Wuling akan memasarkan produk multi purpose vehicle (MPV) ke pasar Indonesia. Seperti kebanyakan produk China lainnya, mobil segmen ini akan dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis lainnya.

Dari keterangan perusahaan, MPV andalan Wuling yakni Hongguan S-1 dijual dengan harga Rp125 juta—Rp143 juta. Jauh lebih rendah ketimbang harga MPV pabrikan lain yang dipasarkan di Indonesia, yakni mendekati atau lebih dari Rp200 juta.

Sedikitnya dua poin menjadi sorotan sejumlah pihak terkait dengan rencana Wuling ini. Pertama, keputusan Wuling tentu memberikan angin segar untuk pasar segmen MPV di tengah merosotnya kinerja penjualan ritel–terutama untuk kelas low dan medium–sepanjang tahun lalu.

Dengan memanfaatkan karakteristik masyarakat Indonesia yang memang selalu mempertimbangkan harga saat hendak membeli suatu barang, bisa saja produk MPV China secara tiba-tiba merajai segmen tersebut.

Kedua, China harus belajar dari pengalaman. Periode awal 2000-an silam, Indonesia dibanjiri dengan motor China atau yang kala itu disebut mochin. Harga yang lebih terjangkau dengan model yang serupa dengan pabrikan Jepang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia.

Namun, karena buruknya layanan purna jual, alhasil eksistensi mochin tidak bertahan lama. Wuling harus belajar dari pengalaman itu. Keberadaaan pabrik saja rasanya tidak akan cukup memuaskan konsumen jika tidak diimbangi dengan jaminan layanan purna jual.

“Mobil China bisa jadi solusi atau pilihan masyarakat dengan catatan purna jualnya bagus.  Kalau purna jualnya jelek dia tidak akan laku,” kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito, pekan lalu.

Tak hanya ke konsumen, imbuhnya, buruknya layanan purna jual juga akan berpengaruh terhadap minat perusahaan pembiayaan dalam menyalurkan kredit. Menurutnya, salah satu penyebab matinya pasar mochin adalah karena tidak adanya dukungan perusahaan pembiayaan.
Jika masalah tersebut bisa teratasi, bukan tidak mungkin ‘virus mochin’ akan kembali menjamur, dan tentunya ini akan kembali mengangkat penjualan segmen MPV yang satu tahun terakhir mulai melandai.

Mengutip data Gaikindo, penjualan ritel segmen MPV tahun lalu memang mengalami penurunan. Untuk kelas low MPV pada 2015 hanya terjual sebanyak 267.602 unit, turun dari 2014 yang mencapai 356.126 unit.

Untuk kelas medium MPV, selama 2015 hanya terjual 60.698 unit, turun dari capaian 2014 yang sebanyak 82.249 unit. Tercatat hanya upper MPV yang mengalami kenaikan, yakni dari 7.154 unit pada 2014 menjadi 8.002 pada tahun lalu.

STRATEGI JITU

Terlepas dari kemampuan Wuling dalam memanjakan konsumen, menjadikan MPV sebagai produk yang pertama mengaspal di Tanah Air merupakan strategi jitu. Pasalnya sampai saat ini segmen tersebut masih menguasai total penjualan kendaraan bermotor.

“Saat ini MPV masih menjadi segmen yang besar dan permintaan konsumen di Indonesia ada di situ yang masih besar,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Henry Tanoto.

Henry mengakui masuknya Wuling dengan produk MPV-nya cukup meramaikan pasar otomotif di dalam negeri, sehingga masyarakat bisa lebih banyak pilihan. Toyota sendiri, kata dia, tidak memiliki strategi khusus untuk mengantisipasi dicaploknya pangsa pasar oleh Wuling.

Henry mengakui dengan banyaknya persaingan di segmen itu, kemungkinan penguasaan pasar MPV tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. “Karena tahun lalu cukup turun dan yang tumbuh malah SUV [sport utility vehicle]. Tahun ini bisa stabil sudah bagus,” ujarnya.

General Manager Marketing Strategy PT Nissan Motor Indonesia Budi Nur Mukmin menambahkan, peluncuran produk baru oleh sebuah perusahaan merupakan sesuatu yang wajar. Nissan pun tidak khawatir akan adanya peberutan pasar oleh Wuling.

Dia meyakini mayoritas konsumen memiliki fanatisme pada sebuah merek kendaraan, sehingga dengan masuknya produk baru tidak serta-merta merebut penguasaaan pasar. “Kami secara konsisten akan memuaskan konsumen agar mereka puas, tidak ada strategi khusus,” katanya.()


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (29/2/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper