Bisnis.com, JAKARTA - Mazda Motor Corp menyatakan akan tetap independen, meskipun saat ini tengah memperdalam pengembangan dan kemitraan produksi dengan Toyota Motor Corp.
Pada pekan lalu, Mazda dan Toyota mengumumkan akan membangun pabrik perakitan bersama senilai US$1,6 miliar atau sekitar Rp21,36 triliun di Alabama, AS. Selain itu, kedua perusahaan sepakat bekerja sama untuk mengembangkan kendaraan listrik, sistem penggerak otomatis, dan kendaraan yang terhubung.
"Mazda bermaksud untuk tetap menjadi perusahaan independen. SUV [sport utility vehicle] menjadi jalan kami dengan fokus untuk memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik," kata Masahiro Moro, presiden dan CEO operasi Mazda di Amerika Utara, pada sebuah konferensi industri otomotif di Detroit, seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/1/2018).
Pada 2017, kedua perusahaan sebenarnya telah mendirikan perusahaan patungan baru untuk mengembangkan teknologi kendaraan listrik. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan sumber daya agar dapat berkompetisi dengan pesaing global dalam perlombaan yang semakin ingar-bingar untuk menghasilkan lebih banyak mobil bertenaga baterai.
Setelah lama tak ada kabar mengenai kelanjutan kemitraan tersebut, Toyota menyatakan mengambil 5% saham dari Mazda. Sementara itu, Mazda mengakuisisi 0,25% saham Toyota.
Toyota dan Mazda berencana membangun pabrik perakitan yang akan beroperasi pada 2021. Kapasitas produksi pabrik ini mencapai 300.000 unit per tahun, yang dibagi untuk kedua produsen tersebut.
Mazda, yang penjualan kendaraan global tahunannya tak sebesar Toyota, coba mengincar pasar lebih spesifik, yang sebagian besar ada di Amerika Utara. Model yang menjadi andalan adalah sedan dan SUV.
Sementara itu, Toyota berencana membuat sedan Corolla di pabrik tersebut.