Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asean NCAP Akan Uji Sistem Pengereman Otomatis (AEB) Mobil

Asean NCAP akan menguji efektivitas sistem pengereman otomatis (AEB) pada kendaraan sebagai bagian dari safety assist, seiring dengan protokol penilaian baru (2021-2025) yang akan diterapkan mulai awal 2021.
Fitur ABS membuat kendaraan tetap terkendali saat pengereman mendadak. /BOSCH
Fitur ABS membuat kendaraan tetap terkendali saat pengereman mendadak. /BOSCH

Bisnis.com, JAKARTA - Asean NCAP akan menguji efektivitas sistem pengereman otomatis (AEB) pada kendaraan sebagai bagian dari safety assist, seiring dengan protokol penilaian baru (2021-2025) yang akan diterapkan mulai awal 2021.

Saat ini, berdasarkan protokol 2017-2020, kendaraan yang dinilai hanya menerima poin berdasarkan ketersediaan sistem tersebut di dalam kendaraan.

The New Car Assessment Program for Southeast Asian Countries (Asean NCAP) telah meluncurkan Protokol Penilaian Baru Kendaraan Bermotor (2021-2025) di Bali, pada November 2019. Protokol ketiga yang berlaku mulai awal Januari 2021 ini mencakup empat pilar penilaian, yaitu adult occupant protection (AOP), child occupant protection (COP), safety assist (SA), dan motorcyclist safety (MS).

Sistem pengereman otomatis (autonomous emergency braking/AEB) adalah bagian dari pilar safety assist (SA). AEB adalah sistem pengereman otomatis oleh kendaraan sebagai respons terhadap deteksi kemungkinan tabrakan untuk mengurangi kecepatan kendaraan dan berpotensi menghindari tabrakan itu.

"Asean NCAP akan menilai dua jenis sistem AEB dalam protokol yang akan datang, yaitu AEB City dan AEB Inter-Urban," demikian pernyataan pers Asean NCAP, Rabu (15/7/2020).

Menjelang penerapan protokol baru mulai awal 2021, Asean NCAP bersiap untuk memperkuat kapasitas dan kapabilitasnya di bidang pengujian efektivitas sistem AEB. Ini adalah tonggak penting dalam penilaian Asean NCAP karena saat ini poin penilaian hanya didasarkan pada ketersediaan sistem itu di kendaraan.

Dengan demikian, Asean NCAP bergerak selangkah lebih maju dengan memasukkan penilaian aktual sistem untuk memastikan efektif menghentikan kendaraan yang bergerak berdasarkan dua kriteria.

Pertama, penilaian terhadap efektivitas sistem AEB City dalam stasioner belakang mobil-ke-mobil dengan menggerakkan kendaraan yang dinilai maju dengan kecepatan 10–60 km / jam menuju kendaraan stasioner lain.

Kedua, penilaian terhadap efektivitas sistem AEB Inter-Urban di belakang mobil-ke-mobil yang bergerak dengan menggerakkan kendaraan yang dinilai maju pada kecepatan 30-60 km / jam menuju kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan konstan.

Asean NCAP melakukan tes pengembangan AEB selama dua hari berturut-turut, 15-16 Juli 2020 di Sg. Besi Airstrip di Kuala Lumpur. Ini adalah tes pengembangan kedua dalam upaya memperkuat prosedur penilaian pada kendaraan baru yang dijual di pasar Asia Tenggara.

Pengembangan tes pertama diadakan pada 2018, yang mana Asean NCAP menguji keefektifan teknologi blind spot yang dipasang di dalam kendaraan untuk mendeteksi keberadaan pengendara sepeda motor yang berkendara di zona blind spot kendaraan yang bergerak.

Sekretaris Jenderal dan Ketua Pelaksana Asean NCAP Khairil Anwar Abu Kassim mengatakan bahwa tes pengembangan ini adalah upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam pengujian AEB, sekaligus sebagai persiapan untuk melakukan penilaian untuk protokol baru 2021-2025.

Dalam tes pengembangan sebelumnya pada 2018, kami menilai efektivitas teknologi blind spot di mobil karena kami perlu memastikan teknologi tersebut mampu mendeteksi pengendara sepeda motor dan kemudian menghindari tabrakan dengan mereka.

Ketika teknologi lain seperti AEB menjadi lebih matang, sudah saatnya kita melakukan penilaian fisik aktual dari sistem dan meningkatkan penilaian kita saat ini dari hanya poin penghargaan pada ketersediaannya di dalam kendaraan.

Protokol Baru

Protokol NCAP ASEAN 2021-2025 yang baru terdiri dari empat pilar penilaian yang terdiri dari Perlindungan Penghunian Dewasa (AOP), Perlindungan Penghunian Anak (COP), Safety Assist (SA) dan Keselamatan Pengendara Sepeda Motor (MS).

Setiap pilar membawa bobot 40% (AOP), 20% (COP), 20% (SA) dan 20% (MS).

Untuk masing-masing pilar ini, akan ada elemen tambahan dan perbaikan pada sistem peringkat sebelumnya saat kami berusaha menuju peningkatan standar keselamatan mobil agar sesuai dengan konteks ASEAN.

Dengan demikian, protokol baru dikembangkan dengan mempertimbangkan semua masalah keselamatan jalan yang dihadapi di kawasan ASEAN sambil meneliti terobosan terbaru dalam teknologi kendaraan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler