Bisnis.com, JAKARTA – Terbatasnya pasokan mikrocip atau semikonduktor membuat kemampuan produksi produsen otomotif terbatas. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menemui perusahaan semikonduktor, software, dan penyedia teknologi wireless asal Amerika Serikat, Qualcomm untuk berinvestasi di Indonesia.
Kepada Chief Executive Officer Qualcomm Cristiano Amon, Agus menyampaikan peluang investasi untuk mendukung akselerasi digitalisasi di industri otomotif yang memungkinkan keterlibatan industri kecil dalam rantai industri tersebut.
Di masa pandemi, terjadi peningkatan penetrasi internet di Indonesia yang sangat massif sehingga membuat potensi pengembangan produk-produk penunjang konektivitas menjadi sangat mutlak.
“Karena itu, kami mengajak Qualcomm agar turut serta berperan aktif dalam proses ini,” katanya dikutip melalui situs Kementerian Perindustrian, Rabu (25/5/2022).
Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan kendaraan roda empat ke atas domestik pada April sebanyak 82.877 unit.
Realisasi tersebut turun 15,89 persen dari bulan sebelumnya. Pada Maret, total penjualan domestik sebanyak 98.544 unit.
Meski penjualan April 2022 turun secara bulanan (month to month/mtm), masih lebih baik jika dibandingkan tahun lalu (year to year/yty). Penjualan pada 2021 sebanyak 78.908 unit. Artinya, ada kenaikan 5,02 persen.
Jika dilihat sepanjang tahun hingga April (year to date/ytd), penjualan pada 2022 sebanyak 346.849 unit. Realisasi tersebut melonjak signifikan dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 30,43 persen (265.934 unit). Meski penjualan tumbuh, ketersediaan semikonduktor menjadi kendala produsen.
Sementara itu, Agus menjelaskan bahwa saat ini instansinya sedang membangun ekosistem atau produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti laptop dan tablet.
Dalam upaya tersebut, dibutuhkan perusahaan yang mampu memasok cip yang merupakan salah satu komponen dalam produk. Oleh karena itu, dia mengajak agar Qualcomm sebagai salah satu leader dalam produksi cip untuk mengambil bagian dalam upaya ini.
“Kelangkaan cip belakangan ini menunjukkan bahwa dunia semakin mengalami percepatan menjadi semakin terdigitalisasi. Karena itu, dalam membangun dunia digital yang lebih maju diperlukan dukungan investasi,” jelasnya.
Agus menuturkan bahwa Kemenperin juga sedang membangun Indonesia Manufacturing Center yang akan menjadi pusat pengembangan teknologi manufaktur terbaru untuk Indonesia.
“Lewat pertemuan tersebut, kami mengharapkan Qualcomm dapat memberikan asistensi dalam pengembangan Indonesia Manufacturing Center,” ungkapnya.