Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo telah menetapkan target penjualan mobil sebanyak 1,1 juta unit pada 2024. Target ini lebih tinggi dari yang dipatok pada tahun ini sebanyak 1,05 juta unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan, salah satu alasan menetapkan target lebih tinggi untuk tahun depan adalah hadirnya mobil-mobil listrik asal China yang akan mulai memasarkan produknya.
“Pertimbangannya [target 1,1 juta unit] karena adanya mobil-mobil BEV yang harganya menarik dari China,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/12/2023).
Salah satu merek asal China yang akan memasarkan produknya pada 2024 adalah Neta melalui jenis mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) Neta V. Nantinya produksi lokal akan dilakukan dalam skema completely knocked down (CKD) mulai kuartal II/2024.
Tahap pertama pemasaran Neta di pasar otomotif Indonesia berupa impor mobil utuh atau CBU melalui produk Neta V dengan target produksi 10.000 unit. Kemudian dilanjutkan dengan fase produksi CKD untuk Neta V dan Neta U, dan berlanjut skema incompletely knocked down (IKD) untuk menetapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Merek asal China lain yang akan mulai memasarkan produknya adalah Great Wall Motors yang berada di bawah naungan Inchcape Plc., dan juga PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).
Baca Juga
Rencananya Great Wall Motors akan membawa mobil listrik murni bernama Ora 03. Kemudian ada jenis hybrid, yakni Haval dan jenis ICE melalui model Tank.
Produksi model-model Great Wall Motors secara lokal ini rencananya akan dimulai kuartal I/2024 dengan menggunakan fasilitas yang sama untuk produksi mobil Mercedes-Benz.
Di sisi lain, Jongkie berharap banyaknya merek dan produk baru yang bermunculan pada 2024 akan turut serta mengerek angka penjualan secara nasional. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diharapkan kian membaik.
Terlebih lagi Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa perekonomian dalam negeri pada 2024 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,7% hingga 5,5% dan akan meningkat lebih tinggi pada 2025.
Lebih lanjut, dia juga mengharapkan suku bunga acuan dari BI bisa diturunkan pasca telah ditetapkan menjadi 6%. Faktor perekonomian makro yang patut diperhatikan juga adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagai informasi, BI memperkirakan nilai tukar rupiah pada 2024 akan relatif lebih stabil dari akhir 2023. Hal ini bila berasumsi rupiah pada level Rp15.510 per dolar secara rata-rata dalam rencana anggaran tahunan BI (RATBI) 2024.
Sementara terkait dengan ekspor atau pengapalan mobil ke luar negeri, Jongkie menyebut hal ini tidak bisa diprediksi karena dikendalikan oleh para prinsipal dari masing-masing merek otomotif.
TOYOTA & HYUNDAI OPTIMISTIS
Merek di bawah naungan PT Astra International Tbk. (ASII), yakni Toyota berharap industri otomotif dapat mencatatkan capaian positif mengawali 2024 seiring seiring pertumbuhan ekonomi yang dinilai masih stabil hingga akhir tahun ini.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di akhir 2023 membuat prospek pasar otomotif kian positif memasuki tahun politik.
Faktor lain yang akan mempengaruhi pasar otomotif Indonesia adalah pergerakan dari model-model baru. Toyota pun siap memperkenalkan produk baru pada 2024.
“Secara garis besar kami berharap bisa mempertahankan market share pada kisaran 32%,” tuturnya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/12/2023).
Kemudian, Hyundai juga memiliki ambisi untuk dapat mencatatkan rekor penjualannya pada 2024. Merek asal Korea Selatan itu uga berencana untuk lebih agresif lagi dalam memperkenalkan produk barunya sesuai dengan kebutuhan konsumen otomotif di Indonesia.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan preferensi konsumen dan kepercayaan terhadap merek Hyundai semakin kuat seiring dengan meningkatnya kepercayaan dari pasar. Hal ini pun berlaku untuk mobil ICE maupun mobil listrik.
“Selain internal Hyundai, kami berharap tahun 2024 adalah tahun kebangkitan industri di tanah air. Hal ini juga ditunjukkan dari pengalaman sebelumnya dimana pasar otomotif Indonesia bertumbuh pasca Pemilu,” Tuturnya kepada Bisnis, Senin (11/12/2023).
Di sisi lain, PT Honda Prospect Motor (HPM) masih belum menetapkan target maupun proyeksi penjualan mobil pada 2024 yang bertepatan dengan Pemilu disusul pergantian pemerintahan.
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy menyebut masih akan memantau perkembangan pasar otomotif pada 2024. Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah kondisi geopolitik, dan Pemilu 2024.
Adanya isu geopolitik seiring terjadinya perang dari beberapa negara disebut dapat mempengaruhi perekonomian secara umum. Selain itu, permintaan suatu negara atas industri otomotif juga akan terpengaruh.
“Target kami tahun depan tentunya mempertahankan bahkan meningkatkan penetrasi di pasar otomotif,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (11/12/2023).