Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Listrik di Jepang Tembus Rekor 88.535 Unit Sepanjang 2023

Para pabrikan Jepang juga lebih memprioritaskan penjualan di pasar Amerika Serikat dan China dibandingkan dengan domestik.
Nissan Indonesia mulai membuka pesanan untuk mobil listrik Nissan Leaf. /Nissan
Nissan Indonesia mulai membuka pesanan untuk mobil listrik Nissan Leaf. /Nissan

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan mobil listrik murni di Jepang menembus rekor 88.535 unit sepanjang 2023, naik 50% dibandingkan 2022 yang mencapai 58.813 unit.

Dilansir dari Nikkei Asia pada Sabtu (13/1/2024), data Japan Automobile Dealers Association and the Japan Light Motor Vehicle and Motorcycle Association menunjukkan penjualan mobil listrik sebanyak 43.991 unit merupakan mobil listrik penumpang, dan 44.544 unit merupakan jenis kei-car ciri khas jepang.

Dari pabrikannya, Nissan menjual mobil listrik paling banyak dengan 54.800 unit. Kemudian disusul oleh Mitsubishi dengan 1.446 unit, dan Toyota sebanyak 2.929 unit.

Secara keseluruhan, penjualan mobil mobil penumpang di Jepang menembus 2,7 juta unit sepanjang 2023, naik 19% dibandingkan 2022. Jenis hybrid memberikan kontribusi paling besar dengan 55% dari total penjualan, sedangkan konvensional sekitar 36%.

Analis di Okasan Securities yang berbasis di Tokyo Shinya Naruse mengatakan pertumbuhan penjualan mobil listrik di Jepang masih terbilang sulit lantaran jenis hybrid lebih banyak diminati oleh para konsumen.

Padahal konsumen jenis hybrid seharusnya bisa diarahkan ke battery electric vehicle (BEV). Selain itu, para raksasa otomotif Jepang juga jarang menjual mobil listrik.

“Infrastruktur pengisian daya tumbuh lambat, dan manfaat membeli kendaraan listrik masih belum jelas bagi sebagian besar konsumen,” kata Naruse seperti dikutip dari Nikkei Asia.

Dia menilai subsidi untuk pembelian mobil listrik, dan tersedianya stasiun pengisian daya akan terus meningkatkan minat para konsumen, tetapi pertumbuhan akan terjadi secara bertahap.

Menurutnya, para pabrikan Jepang juga lebih memprioritaskan penjualan di pasar Amerika Serikat dan China dibandingkan dengan domestik. Hal ini lantaran negara-negara tersebut memberikan lebih banyak kebijakan insentif untuk pertumbuhan penjualan.

"Perusahaan-perusahaan tersebut menghadapi persaingan yang lebih ketat di pasar-pasar ini," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper