Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bajaj Bakal Rilis Motor Bahan Bakar CNG, Indonesia Kapan?

Bajaj Auto tengah mengembangkan teknologi kendaraan dengan bahan bakar compressed natural gas atau gas bumi untuk produk roda dua.Dilansir dari The
Ilustrasi Bajaj. Deretan bajaj biru mengantre BBG/Bisnis
Ilustrasi Bajaj. Deretan bajaj biru mengantre BBG/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pabrikan sepeda motor asal India, yakni Bajaj Auto tengah mengembangkan teknologi sepeda motor bertenaga atau menggunakan bahan bakar gas alam (compressed natural gas/CNG).

Dilansir dari The Economic Times, Senin (25/3/2024), Managing Director Bajaj Auto, Rajiv Bajaj mengatakan rencananya akan memasarkan sepeda motor berbahan bakar gas bumi tersebut pada Juni 2024.

Adapun, sepeda motor tersebut akan membidik konsumen yang membutuhkan kendaraan dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Produk ini diperkirakan meluncur dengan merek yang berbeda.

Di satu sisi, sepeda motor berbahan bakar gas bumi tersebut diperkirakan lebih mahal ketimbang bahan bakar bensin seiring dibutuhkannya biaya produksi yang lebih tinggi.

Selain itu, sepeda motor tersebut memiliki tangki khusus yang menawarkan pilihan bahan bakar bensin maupun gas bumi untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen.

Sementara di dalam negeri, kabar terakhir mengenai pengembangan CNG untuk kebutuhan bahan bakar terakhir kali berhembus pada 2023.

Kala itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN sebelumnya mengungkapkan rencana melakukan konversi kendaraan dari dari bahan bakar minyak (BBM) ke Compressed Natural Gas (CNG) atau bahan bakar gas mulai Maret 2023.

Direktur Utama PGN Muhammad Haryo Yunianto mengatakan adanya konversi membuat harga bahan bakar gas menjadi Rp4.500 setara liter. Konversi ini akan dilakukan untuk kendaraan bermotor, mobil hingga truk. 

Konversi akan dilakukan di Jakarta dan Semarang sebagai piloting. Hal ini karena dua kota tersebut sudah memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

“Kami akan mulai per 1 Maret 2023 sampai 30 April 2023 supaya kami bisa membuat kajian dari ekosistem yang sudah kami bangun,” ujar Haryo dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi VII, Rabu (1/2/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper