Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Sepeda Motor Lesu Kuartal I/2024, AISI Berharap Harga Pangan Stabil

Penjualan sepeda motor mengalami penurunan 4,87% YoY pada kuartal I/2024 imbas inflasi pangan yang belum terkendali, AISI berharap harga pangan kembali stabil
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan sepeda motor mengalami penurunan 4,87% pada kuartal I/2024 seiring dengan inflasi pangan yang belum terkendali, hingga tingginya tingkat suku bunga dari Bank Indonesia atau BI. Asosiasi berharap harga pangan lekas stabil.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan penjualan motor domestik mencapai 1,73 juta (1.735.090) pada Januari-Maret 2024, turun 4,87% dari 1,82 juta (1.824.073) unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, mengatakan inflasi pangan yang cukup tinggi memiliki andil dalam daya beli konsumen terhadap sepeda motor. Tren suku bunga yang disebut belum menunjukkan tanda-tanda pemangkasan juga menjadi faktor tersendiri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi harga bergejolak (volatile food) pada mencapai 10,33% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2024.

Inflasi harga bergejolak tertinggi sebelumnya tercatat pada Juli 2022 sebesar 11,47%. Artinya, tingkat inflasi harga bergejolak pada Maret 2024 merupakan yang tertinggi dalam 20 bulan terakhir.

Menurutnya, penjualan sepeda motor bisa kembali menunjukkan tajinya apabila pemerintah mampu menstabilkan inflasi pangan, hingga menjaga nilai tukar rupiah yang saat ini sudah di atas level Rp16.200.

“[Pemerintah perlu] menstabilkan harga pangan supaya daya beli konsumen sepeda motor normal kembali. Selain itu, juga menstabilkan kurs mata uang, agar impor pangan lebih terjangkau ya,” katanya kepada Bisnis, Minggu (21/4/2024).

Penjualan sepeda motor domestik masih didominasi oleh scooter atau motor matik dengan kontribusi 90,50% pada Januari-Maret 2024. Kemudian segmen underbone atau motor bebek dan sport masing-masing berkontribusi 4,73%, dan 4,77%. 

Kinerja ekspor juga tidak jauh berbeda dengan penjualan domestik yang lesu. Tercatat ekspor pada Januari-Maret 2024 mencapai 117.205 unit, turun 3,81% dari 121.858 unit secara year-on-year (YoY).

Jenis motor matik mendominasi ekspor dengan kontribusi 49% dari total ekspor pada Januari-Maret 2024. Kemudian jenis underbone sekitar 26,16%, dan sport 24,84%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper