Bisnis.com, JAKARTA - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengantongi surat pemesanan kendaraan (SPK) sebanyak 3.606 unit pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang digelar pada 18-28 Juli 2024.
President Director PT Hyundai Motors Indonesia Woojune Cha mengatakan Hyundai Kona Electric yang perdana diluncurkan pada GIIAS 2024 mendapatkan antusiasme tinggi dari pengunjung.
"Kona Electric mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa dari konsumen Indonesia. Hyundai juga akan terus mendorong penguatan sektor EV di Indonesia yang tentunya didukung oleh ekosistem yang lengkap mulai dari hulu hingga hilir,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Senin (5/8/2024).
Secara terperinci, Hyundai Kona Electric mencatatkan sebanyak 627 SPK, sehingga total sejak periode pre-booking hingga perhelatan GIIAS 2024 kemarin, pemesanan Kona EV sudah mencapai 4 digit.
Selanjutnya, model Ioniq 5 N mengantongi SPK sebanyak 130 sepanjang gelaran GIIAS 2024. Diikuti Hyundai Ioniq 5 yang mampu mencatatkan 453 SPK.
Tak hanya mobil listrik, model MPV andalan Hyundai, yakni Stargazer mencatatkan sebanyak 1.191 SPK. Adapun, sepanjang gelaran GIIAS 2024, Hyundai mendapatkan animo yang cukup tinggi dengan total test drive sebanyak lebih dari 3.000 pengunjung dari berbagai model.
Baca Juga
Sebagai tambahan informasi, Hyundai Kona Electric dibanderol mulai Rp499 juta. Mobil ini diklaim telah memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 60% dengan menggunakan baterai yang diproduksi lokal.
Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan, perusahaan baru saja melaporkan kepada Kementerian Perindustrian terkait dengan kandungan lokal dari mobil listrik Kona Electric.
Hyundai sejatinya sudah melaporkan TKDN untuk mobil listrik Kona Electric yang nilainya mencapai 40,01% karena sudah dirakit lokal atau completely knocked down (CKD).
Kemudian, adanya pabrik sel baterai hasil konsorsium Hyundai-LG Energy Solutions membuat Hyundai harus kembali lapor kepada Kementerian Perindustrian mengenai komponen baterai yang sudah diproduksi lokal.
“Kalau yang 60% ini baru saja kami lapor kepada Kementerian Perindustrian baru nanti dikirim surat formal yang menjadi acuan untuk Kementerian Keuangan mengeluarkan restitusinya,” ujarnya di ICE BSD Tangerang pada Rabu (17/7/2024).