Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo Masih Bertahan Pasang Target 1,1 Juta Unit meski Penjualan Mobil Lesu

Gaikindo mengungkap alasan belum merevisi target 1,1 juta unit meski pasar lesu.
Suasana di PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC), Jakarta, Rabu (18/9/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Suasana di PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC), Jakarta, Rabu (18/9/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hingga saat ini tak kunjung merevisi target penjualan sebesar 1,1 juta unit mobil hingga akhir tahun, meskipun tren penjualan mobil domestik masih lesu. 

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan, sementara ini pihaknya belum merevisi target tersebut karena masih menunggu masukan dari para agen pemegang merek (APM) anggota Gaikindo.

"Kami masih menunggu masukan dari para anggota. Kalau anggota mengatakan ini memang berat dan perlu direvisi, ya nanti kami revisi," ujar Jongkie kepada Bisnis, dikutip Rabu (2/10/2024).

Lebih lanjut, dia mengatakan, Gaikindo masih berharap di sisa 3 bulan ini pihaknya dapat menggenjot penjualan mobil sampai akhir tahun, dengan mengadakan berbagai pameran otomotif.

Misalnya, ada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Bandung yang telah digelar pada 25-29 September 2024 dan diklaim telah menarik puluhan ribu pengunjung. 

Selain itu, pada akhir tahun nanti ada juga pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 yang akan berlangsung pada 22 November–1 Desember 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang. 

"Makanya Gaikindo mengadakan pameran-pameran seperti di GIIAS Bandung, dan sebentar lagi nanti ada Gaikindo Jakarta Auto Week dan lain-lain. Ini semua kan stimulus-stimulus untuk bisa menaikkan angka penjualan," jelasnya.

Kendati demikian, Jongkie juga tak menampik bahwa kondisi pasar otomotif lesu, imbas sektor manufaktur yang mengalami kontraksi.

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia masih terkontraksi di bawah 50 yakni berada di level 49,2 pada September 2024, meskipun indeks aktivitas manufaktur tersebut mengalami peningkatan tipis dari bulan sebelumnya 48,9.

Menurutnya, ada beberapa penyebab PMI manufaktur lesu, di antaranya yakni penurunan daya beli masyarakat sejak awal tahun, pelemahan nilai tukar rupiah, hingga iklim suku bunga tinggi, meskipun BI rate sudah dipangkas ke level 6% pada September lalu.

Alhasil, Gaikindo mengusulkan ke pemerintah untuk memberikan insentif fiskal berupa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) alias diskon PPnBM seperti pada 2021-2022, pasca-covid. Hal itu diharapkan dapat menggenjot penjualan mobil.

"Perlu dipertimbangkan lagi apakah [insentif PPnBM] itu bisa diberikan untuk meningkatkan angka-angka penjualan. Sehingga dengan demikian ya produksi akan meningkat juga, dan tentunya PMI-nya juga akan naik nantinya,” pungkasnya.

Adapun, sepanjang Januari - Agustus 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 560.619 unit atau turun 17,1% year-on-year (yoy) dari periode sama 2023 sebesar 675.859 unit.

Sementara itu, penjualan mobil ritel juga turun 12,1% yoy menjadi 584.857 unit pada 8 bulan pertama 2024, dibandingkan 665.262 pada periode yang sama 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper