Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang China-Eropa Makin Memanas, Penjualan BMW & Mercedes Ambles

Perang dagang antara China-Eropa yang kian memanas, mengakibatkan penjualan BMW dan Mercedes ambles.
BMW Indonesia resmi meluncurkan All New BMW X1 di Langham Hotel, Jakarta pada Jumat (28/7/2023). Produk ini nantinya juga akan dibawa pada ajang GIIAS 2023. / Bisnis-Nuhansa Mikrefin
BMW Indonesia resmi meluncurkan All New BMW X1 di Langham Hotel, Jakarta pada Jumat (28/7/2023). Produk ini nantinya juga akan dibawa pada ajang GIIAS 2023. / Bisnis-Nuhansa Mikrefin

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan mobil asal Jerman, BMW AG dan Mercedes Benz Group AG mengalami penurunan signifikan pada kuartal III/2024 di pasar China, imbas memanasnya perang dagang antara China dengan negara-negara Uni Eropa.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, negara-negara anggota Uni Eropa sepakat untuk menaikkan pajak impor kendaraan listrik China dari 10% menjadi 45%. Kebijakan tarif ini akan berlaku selama 5 tahun ke depan.

Tidak hanya itu, sentimen melemahnya daya beli konsumen di China juga menyebabkan amblesnya penjualan BMW dan Mercy. Terlebih, dengan kondisi melambatnya pertumbuhan kendaraan listrik di Eropa, mengakibatkan penurunan laba bagi kedua produsen.

Berdasarkan laporan Bloomberg pada Kamis (10/10/2024), penurunan penjualan merek BMW dan Mini sebesar 30%, angka ini merupakan penurunan paling tajam dalam kurun waktu empat tahun terakhir. 

Sementara itu, Mercedes mencatat penurunan penjualan sebesar 13% pada periode yang sama. Model-model mobil mewah seperti sedan S-Class dan Maybach menjadi penyebab utama penurunan tersebut.

Lebih lanjut, ketegangan perdagangan juga berpotensi meningkat, sebab, Beijing tengah mempertimbangkan untuk menaikkan bea masuk pada kendaraan bermesin besar yang diimpor, sebagai respons atas keputusan Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 45% pada kendaraan listrik buatan China.

Penjualan BMW di China yang turun 30% sangat kontras dengan capaian pada kuartal pertama dan kedua tahun lalu yang hanya mencatat penurunan kurang dari 5%. Kemerosotan di pasar otomotif terbesar di dunia ini turut menyeret penjualan keseluruhan grup BMW yang turun 13% secara global.

Meskipun penjualan BMW mengalami penurunan di setiap wilayah di China, kendaraan listrik masih mencatatkan peningkatan. Pengiriman mobil listrik BEV seperti sedan i4 dan kendaraan sport iX1 meningkat 10% menjadi 103.440 unit pada kuartal III/2024 dibandingkan tahun lalu. 

Sementara itu bagi Mercedes, penurunan penjualan sebesar 12% pada mobil-mobil kelas atas menunjukkan kemunduran dalam upaya merek tersebut untuk memperkuat posisinya di pasar. 

Hasil penjualan Mercedes menunjukkan tren yang kurang positif. Perusahaan mengumumkan bahwa pengiriman wholesales kendaraan listrik penumpang anjlok 31% menjadi hanya 42.500 unit. Meskipun begitu, penjualan mobil hibrida plug-in meningkat 10% berkat permintaan yang kuat di pasar AS.

Hal tersebut sekaligus menjadi sinyal peringatan bagi industri mobil mewah Jerman yang menghadapi tantangan dari biaya tinggi dan meningkatnya persaingan dari produsen lokal di China, seperti BYD Co.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper