Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Nasib Cuan Lebaran 2025: Astra Otoparts (AUTO) vs Dharma Polimetal (DRMA)

Penjualan Astra Otoparts (AUTO) dan Dharma Polimetal (DRMA) mengalami nasib berbeda menjelang Lebaran 2025
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dan Grup Triputra, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) memiliki nasib penjualan yang berbeda menjelang Lebaran 2025.

Astra Otoparts mengakui adanya kenaikan penjualan komponen menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 H. Di lain sisi, Dharma Polimetal mengatakan bahwa penjualan komponen otomotif perseroan tidak terdampak adanya momentum Lebaran.

Direktur Astra Otoparts Tujuh Martogi Siahaan mengklaim terjadi kenaikan permintaan komponen otomotif. Hal itu seiring dengan tren masyarakat yang banyak melakukan servis kendaraan menjelang mudik Lebaran.

"Bisnis trading kami untuk di aftermarket ada peningkatan permintaan khususnya di bulan Maret. Itu mengisi pipeline market tentu saja, baik di bengkel kami maupun di part shop," ujar Tujuh kepada Bisnis, dikutip Kamis (27/3/2025).

Lebih lanjut dia mengatakan, terjadi kenaikan penjualan komponen otomotif sebesar 7% secara year-on-year (YoY) jika dibandingkan periode Lebaran 2024.

"Secara year-on-year [YoY] kira-kira ada kenaikan sekitar 7%," tuturnya.

Kendati demikian, dia belum dapat memproyeksikan berapa target kenaikan pendapatan maupun laba bersih pada 2025 karena ada berbagai faktor yang memengaruhi, bukan hanya di perdagangan tetapi juga dari sisi manufaktur.

Adapun, menurutnya penjualan komponen Astra Otoparts untuk kendaraan konvensional (internal combustion engine/ICE) masih cukup baik, meskipun masyarakat sudah mulai beralih ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Kalau kami di trading di aftermarket unit in operation masih cukup besar sekali, baik di kendaraan roda empat maupun roda dua. Di trading sendiri tidak langsung terpengaruh dari perubahan mobil listrik," pungkasnya.

Menilik laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) laba bersih AUTO naik 10,38% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp2,03 triliun, dibandingkan periode 12 bulan tahun 2023 sebesar Rp1,84 triliun.

Di lain sisi, pendapatan AUTO terpantau naik tipis 2,28% menjadi Rp19,07 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp18,64 triliun.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan AUTO ditopang dari manufaktur komponen otomotif sebesar Rp11,23 triliun, diikuti segmen perdagangan sebesar Rp9,32 triliun. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp1,48 triliun.

Adapun, penjualan pihak ketiga lokal AUTO naik menjadi Rp10,94 triliun, sedangkan penjualan ekspor juga naik menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp1,50 triliun.

DRMA Tak Terdampak Momen Lebaran

Di lain sisi, emiten komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menyebutkan bahwa penjualan komponen otomotif perseroan tidak terdampak adanya momentum Lebaran 2025.

Padahal, menjelang Lebaran banyak masyarakat melakukan servis kendaraan untuk dipakai mudik ke kampung halaman, yang seharusnya berdampak kepada meningkatnya permintaan komponen otomotif.

Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan komponen otomotif yang diproduksi oleh perseroan disuplai langsung ke pabrikan sehingga tak terdampak peningkatan servis kendaraan.

"Mayoritas komponen yang dibuat disuplai ke pabrikan otomotif dan bukan sebagai spare parts, sehingga meningkatnya servis kendaraan tidak berdampak pada permintaan komponen DRMA," ujar Irianto kepada Bisnis, Rabu (26/3/2025).

Sebaliknya, kata Irianto, momentum bulan Ramadan lebih berdampak pada berkurangnya hari produksi akibat libur Lebaran, sehingga dapat memengaruhi total penjualan komponen otomotif secara bulanan. 

"Meski demikian, kami akan tentunya akan terus berupaya agar penurunan tersebut tidak terlalu berdampak pada profitabilitas perusahaan," jelasnya.

Alhasil, perseroan menyusun strategi yaitu tetap berfokus menjaga kualitas, serta cost dan delivery terkait dengan komponen yang diproduksi. 

Oleh sebab itu, DRMA mengatakan tidak hanya akan memperkuat posisi pasar terkait produk-produk yang sudah ada, tetapi juga memiliki potensi untuk memperluas pangsa pasar dengan mendapatkan produk-produk yang sebelumnya belum diproduksi oleh perseroan.

Selain itu, DRMA juga akan terus berupaya untuk mengembangkan kemampuan core engineering dengan tujuan menghasilkan produk komponen yang masih diimpor. 

"Dengan adanya persyaratan TKDN dan berbagai insentif pemerintah untuk kendaraan listrik, perseroan melihat sebagai peluang yang besar bagi pertumbuhan bisnis ke depannya. Untuk proyeksi tahun 2025, DRMA menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 10%," pungkasnya.

Menilik kinerjanya, DRMA membukukan laba bersih Rp579,28 miliar pada 2024. Realisasi itu susut 5,3% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama 2023 seesar Rp611,75 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan laba DRMA terjadi seiring dengan turunnya penjualan 0,72% yoy menjadi Rp5,5 triliun pada 2024, dibandingkan Rp5,54 triliun pada 2023.

Segmen kendaraan roda dua (2W) menjadi kontributor utama penjualan DRMA yang mencapai Rp3,3 triliun, meningkat 11,9% YoY. Pertumbuhan segmen kendaraan roda dua DRMA sejalan dengan total penjualan sepeda motor nasional yang naik sebesar 1,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper