Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Tesla Anjlok 71% di Kuartal I/2025, Kalah Saing Lawan BYD Cs?

Laba Tesla anjlok 71% pada kuartal I/2025 di tengah persaingan dengan BYD dan pemain mobil listrik lainnya.
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc membukukan penurunan laba bersih hingga 71% pada kuartal I/2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dalam laporan keuangan yang dirilis Selasa (22/4/2025), Tesla membukukan laba sebesar US$409 juta pada 3 bulan pertama 2025. Angka itu ambles dibandingkan laba periode tahun sebelumnya sebesar US$1,39 miliar.

Di lain sisi, pendapatan Tesla pada periode Januari–Maret 2025 juga mengalami penurunan sebesar 9,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$19,3 miliar, dari periode sebelumnya US$21,3 miliar. Hasil ini berada di bawah ekspektasi analis Wall Street yang memproyeksikan pendapatan lebih tinggi.

Melansir Reuters, Rabu (23/4/2025), CEO Tesla Elon Musk mengatakan, akan mengalokasikan lebih banyak waktunya untuk perusahaan, setelah kinerja perseroan turun pada kuartal I/2025.

Selain itu, dia mengatakan, penurunan kinerja pada Januari-Maret 2025 ini membuat Tesla perlu memproyeksikan ulang perkiraan pertumbuhan kinerjanya dalam 3 bulan ke depan.

"Sulit untuk mengukur dampak perubahan kebijakan perdagangan global pada rantai pasokan otomotif dan energi. Perubahan sentimen politik dapat berdampak signifikan pada permintaan produk kami dalam jangka pendek," kata Musk.

Adapun, penurunan kinerja Tesla terjadi di tengah berlanjutnya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, penundaan pengiriman, serta tekanan kompetisi global dari produsen kendaraan listrik dari China seperti BYD, dan sejumlah merek Eropa yang mulai menyasar segmen menengah ke bawah dengan teknologi mumpuni.

Meski demikian, Tesla masih memperoleh tambahan pendapatan dari penjualan kredit regulasi senilai US$595 juta, meningkat dibandingkan US$442 juta pada periode yang sama tahun lalu. Kredit ini dijual kepada produsen mobil lain yang gagal memenuhi standar emisi.

Tesla juga menyampaikan bahwa bisnis penyimpanan energinya berpotensi terdampak oleh tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan AS. Selain itu, risiko pembalasan dari China menjadi tantangan tersendiri, mengingat perusahaan masih mengandalkan pabrik di Shanghai untuk memproduksi Model 3 dan Model Y.

Awal bulan ini, Tesla menghentikan sementara penerimaan pesanan untuk Model S dan Model X di pasar China. Langkah ini menambah tekanan pada operasional global Tesla di tengah melemahnya permintaan domestik.

Selain itu, Tesla juga tetap berencana untuk meluncurkan kendaraan Model Y versi murah pada semester pertama tahun ini, serta layanan robotaxi otonom yang direncanakan mulai beroperasi di Austin pada Juni 2025.

Penjualan BYD Meroket

Di lain sisi, produsen mobil listrik asal China, BYD Co., mencatatkan kinerja penjualan moncer pada kuartal I/2025. Volume penjualan BYD melonjak 58% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, BYD melakukan pengiriman 371.419 unit kendaraan penumpang pada Maret 2025. Volume tersebut membuat total pengiriman selama tiga bulan pertama 2025 menembus 986.098 unit.

Dari jumlah tersebut, 416.388 unit merupakan kendaraan listrik murni (electric vehicles/EV) dan sisanya merupakan mobil hybrid. BYD sendiri telah berhenti memproduksi mobil berbahan bakar bensin sejak 2022.

Angka penjualan BYD berpeluang besar melampaui pesaingnya dari Amerika Serikat, Tesla Inc., yang hanya memproduksi kendaraan listrik. Menurut perkiraan beberapa analis, penjualan kuartal pertama Tesla diestimasi hanya mencapai 340.000 unit atau sekitar 377.000 unit pada skenario yang lebih optimistis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper