Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gebrakan Polytron di Pasar Mobil Listrik, Siap Bangun Pabrik?

Polytron membuka peluang untuk membangun pabrik mobil listrik sendiri. Saat ini Poytron G3 masih diproduksi di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM)
Rizqi Rajendra,Afiffah Rahmah Nurdifa
Rabu, 7 Mei 2025 | 07:08
Peluncuran mobil listrik Polytron G3 / BISNIS - Afiffah Rahmah
Peluncuran mobil listrik Polytron G3 / BISNIS - Afiffah Rahmah

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar kendaraan elektrifikasi di Tanah Air kian semarak, seiring dengan PT Hartono Istana Teknologi atau Polytron yang resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, Polytron G3 pada Selasa (6/5/2025).

Alhasil, Polytron bakal bersaing di pasar mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) yang sejauh ini masih didominasi oleh pabrikan asal China dan Korea Selatan.

Perlu diketahui, Polytron G3 diproduksi lokal di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 40%. Adapun, Polytron menggandeng Skyworth Auto, produsen EV China dalam perakitan mobil listrik perdananya ini.

Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo mengatakan pihaknya tetap terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki tujuan serupa yakni membangun industri mobil listrik di Indonesia.

“Kami mencari partner yang punya visi yang sama dengan kami. Lalu, kami mencari produknya sesuai atau tidak, kalau sesuai baru kami lakukan penyesuaian sehingga produknya cocok untuk pasar Indonesia,” ujar Tekno dalam peluncuran Polytron G3 di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Bos Polytron juga menyampaikan bahwa pembangunan pabrik mobil listrik menjadi keniscayaan. Meskipun demikian, pihaknya saat ini masih berfokus pada penjualan produk terbaru mereka yakni Polytron G3.

"Untuk kendaraan listrik ke depannya akan seperti itu ya [membangun pabrik]. [Soal kapan] kalau bisa secepatnya. Semakin banyak jualan, semakin cepat pabriknya berdiri," ujarnya.

Adapun, Polytron menargetkan penjualan 1.500 unit hingga akhir tahun. Sementara itu, booking pesanan sudah mulai dilakukan dan akan mulai pengiriman pada pertengahan Juli 2025 mendatang.

“Untuk tahun ini kami targetkan ada 8 showroom baru yang khusus untuk penjualan mobil. Sementara untuk dealer, tahap awal ini sudah ada beberapa yang tertarik, masih dalam masa penjajakan,” jelasnya.

Adapun, mobil listrik Polytron G3 dibanderol harga mulai dari Rp299 juta dan Polytron G3+ Rp399 juta dengan sistem sewa baterai seharga Rp1,2 juta per bulan. Jarak tempuh mobil listrik bergaya SUV ini diklaim mencapai 800 kilometer.

Investasi Pabrik EV China hingga Korsel

Di lain sisi, pemerintah mengungkapkan nilai investasi dari pabrik kendaraan listrik (electric vehicle/EV) baru seperti BYD, VinFast dan lain-lain tembus hingga Rp15,1 triliun.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin menjelaskan, sejauh ini realisasi investasi dari industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) RI sudah tembus Rp4,1 triliun.

"Selain itu, kita lihat juga investasinya, jadi ada beberapa investasi yang sudah kita realisasikan dari beberapa brand, ada Hyundai, Chery dan lain-lain, kapasitas produksinya sekitar 70.000 unit per tahun, nilai investasinya Rp4,1 triliun," ujar Rachmat di acara Kumparan NEV Summit, Selasa (6/5/2025).

Lebih lanjut dia mengungkapkan, beberapa merek pabrikan EV yang telah berinvestasi di Indonesia di antaranya Hyundai, SAIC-GM, Chery, Aletra, Polytron, Sokonindo, Mitsubishi, hingga Neta.

Sementara itu, ada beberapa pabrik kendaraan listrik yang sedang dalam tahap pembangunan seperti BYD, VinFast, Geely dan PT National Assemblers, dengan nilai investasi total Rp15,1 triliun. Alhasil, ada tambahan kapasitas produksi EV sebanyak 280.000 unit per tahun.

"Jadi, harapan kami di akhir tahun 2025 ini, atau awal tahun depan, investasi masuk sekitar Rp15,1 triliun, dan kapasitas produksi bisa naik 5 kali lipat dari 70.000 menjadi 350.000 unit per tahun," jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, merek EV asal China, BYD tengah membangun pabrik di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun. Rencana investasinya sekitar Rp11,7 triliun.

Jenama asal China lainnya seperti Geely berinvestasi Rp43,86 miliar dengan kapasitas produksi 20.000 unit per tahun.

Selanjutnya, merek EV asal Vietnam, VinFast juga sedang dalam proses pembangunan pabrik senilai US$1,2 miliar dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun.

PT National Assemblers juga memiliki kapasitas pabrik 31.000 unit EV per tahun. Pabrik tersebut digunakan oleh merek Maxus dengan investasi Rp468 miliar dengan kapasitas 6.000 unit per tahun, lalu AION 19.000 unit, dan Citroen 6.000 unit per tahun.

Tak ketinggalan, pabrikan asal Korsel, Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat saat ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 150.000 per tahun yang mampu memproduksi BEV, hybrid hingga mobil ICE.

Teranyar, kongsi Hyundai dan LG Energy Solution di pabrik sel baterai PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power akan menambah kapasitas produksi 20 gigawatt hour (GWh), yang dimulai pembangunannya pada tahun ini.

Adapun, sejumlah merek mobil listrik tersebut merupakan para peserta program insentif CBU (completely built up) dan CKD (completely knocked down) dari pemerintah.

Perlu diketahui, melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 12/2025, insentif PPN DTP atas penjualan KBL berupa roda empat tertentu dan bus tertentu diperpanjang sebagaimana kebijakan sebelumnya, yaitu PPN DTP 10% dari harga jual untuk KBL dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) paling rendah 40%.

Kemudian, PPN DTP sebesar 5% dari harga jual untuk KBL berupa bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 20% sampai dengan kurang dari 40%.

Target Optimistis Gaikindo

Seiring dengan ramainya investasi pabrikan EV, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memasang target optimistis dengan membidik penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) tembus 60.000 unit hingga akhir 2025.

Data Gaikindo mencatat, penjualan mobil listrik sepanjang 2024 lalu mencapai 43.188 unit. Artinya, jika ingin mencapai target 60.000 unit pada tahun ini, maka perlu ada kenaikan sebesar 39% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan saat ini penjualan BEV memang sedang mengalami kenaikan, bahkan melampaui penjualan mobil hybrid yang selama ini lebih unggul.

"Iya betul, BEV lagi naik. Sebelumnya hybrid selama ini lebih tinggi kan, karena untuk jarak jangkau. Nah, sekarang orang yang butuhnya untuk di Jakarta saja, mungkin saja mereka itu mencari kendaraan hanya untuk menghindari ganjil genap," ujar Kukuh saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

Gaikindo mengungkapkan data penjualan mobil BEV pada Maret 2025 tembus 8.835 unit. Angka itu melesat 70,46% secara bulanan, dibandingkan Februari 2025 sebanyak 5.183 unit.

Adapun, sepanjang periode Januari-Maret 2025, penjualan mobil listrik murni tercatat sebanyak 16.535 unit.

"Untuk BEV itu sekarang porsinya 8,1% ya. Hybridnya menjadi 6,8%. Jadi total kendaraan elektrifikasi sudah 14,9% sampai Maret 2025," tuturnya.

Kukuh tak menampik bahwa banyaknya merek mobil listrik BEV pendatang baru dari China turut menyebabkan kenaikan penjualan BEV, karena semakin banyak pilihan model untuk masyarakat Indonesia.

"Banyak pilihan BEV yang bagus, jangkauan lebih panjang dan harganya lebih kompetitif," pungkasnya.

Sebagai informasi, Denza D9 kini menjadi mobil listrik paling laris dengan capaian penjualan sebanyak 1.587 unit. Sebagai pengingat, Denza D9 milik Grup BYD itu baru saja diluncurkan pada 22 Januari 2025 dengan harga Rp950 juta OTR Jakarta.

Di urutan kedua ada BYD M6 yang meraih penjualan 1.293 unit, naik 18,29% secara bulanan (month-to-month/MtM). Disusul BYD Sealion 7 yang menduduki peringkat ketiga sebanyak 1.182 unit atau melesat 553% dibandingkan bulan sebelumnya.

Daftar 10 Mobil Listrik BEV Terlaris Maret 2025:

1. Denza D9: 1.587 unit

2. BYD M6: 1.293 unit

3. BYD Sealion 7: 1.182 unit

4. Chery J6: 987 unit

5. Hyptec HT: 886 unit

6. Wuling Air EV: 471 unit

7. Wuling Binguo EV: 468 unit

8. BYD Atto 3: 388 unit

9. BYD Seal: 234 unit

10. MG4 EV: 137 unit


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper