Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Danantara Sebut RI Punya Potensi jadi Hub Sentral Mobil Listrik

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menyebut Indonesia memiliki peluang menjadi pusat koneksi (central hub) mobil listrik.
Pengendara mengisi baterai mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PLN di Jakarta, Selasa (18/2/2025)./Bisnis-Abdurachman
Pengendara mengisi baterai mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PLN di Jakarta, Selasa (18/2/2025)./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara menyebut Indonesia memiliki peluang menjadi pusat koneksi (central hub) mobil listrik, dengan menggandeng perusahaan China. Bahkan, Indonesia juga berpotensi untuk mengekspor mobil listrik ke depan.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengatakan bahwa beberapa pemain besar asal China menginginkan agar Danantara ikut berpartisipasi dan berinvestasi untuk membangun hilirisasi, termasuk baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle).

“Ini bagus buat Indonesia karena bukan saja buat pasar domestik yang sekarang lagi berkembang bagus kan di sisi EV, nantinya juga bisa buat kita ekspor. Jadi, ini bisa menjadi Indonesia menjadi central hub buat EV,” kata Pandu saat ditemui seusai acara Tri Hita Karana Business Summit “Inaugural Global Summit on Belt & Road Infrastructure Investment for Better World & Sustainable Development Goals” di Kantor BPKM, Jakarta, Minggu (25/5/2025).

Menurutnya, industri kendaraan listrik akan lebih baik ke depan. Terlebih, Pandu menyebut penjualan mobil listrik pada kuartal I/2025 sudah membalap mobil konvesional.

Berdasarkan catatan Bisnis dengan mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) pada Maret 2025 mencapai 8.835 unit. Angkanya naik 70,46% secara bulanan, dibandingkan Februari 2025 sebanyak 5.183 unit.

Lebih lanjut, Pandu menuturkan bahwa Danantara akan berkolaborasi dengan perusahaan China dengan mengembangkan di sektor ketahanan energi, ketahanan digital infrastruktur, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), hingga hilirisasi.

“Karena kan China juga sudah cukup besar investasi di downstream. Di sini, Danantara kan investasi bersama juga kita akan masukkan uang di sini,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyebut pasar kendaraan listrik Indonesia masih prospektif.

Jongkie menyebut hal itu terbukti dari sejumlah merek perusahaan yang meluncurkan berbagai model battery electric vehicle (BEV), hybrid electric vehicle (HEV) serta plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).

Adapun, penjualan BEV terpantau melesat dalam lima tahun terakhir, yakni pada periode 2020–2024. Penjualannya naik dari posisi 125 unit pada 2020 menjadi 43.188 unit di 2024, atau naik 34.450%.

Namun, Gaikindo menyebut kontribusi penjualan BEV terhadap total penjualan mobil nasional masih sangat minim. Hal ini terbukti pada penjualan BEV pada 2024 yang hanya menyentuh 4,98% dari penjualan mobil di Indonesia yang sebanyak 865.723 unit.

Menurut Jongkie, penyebabnya adalah karena infrastruktur pengisian daya (charging station) di Indonesia yang masih sangat terbatas, sehingga membuat masyarakat masih ragu untuk membeli mobil listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper