Bisnis.com, JAKARTA – Pasar mobil murah dan ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC) masih ambles sepanjang periode Januari-Juli 2025, mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat.
Adapun, sejauh ini Daihatsu Sigra masih memimpin pasar LCGC, sedangkan Toyota Calya melibas capaian penjualan Honda Brio Satya.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan LCGC pada Juli 2025 sebesar 8.923 unit. Namun, penjualan itu ambles 40% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan 14.809 unit pada Juli 2024.
Di lain sisi, jika ditinjau secara bulanan, penjualan LCGC mengalami kenaikan 15% (month-to-month/MtM) dibandingkan 7.762 pada Juni 2025.
Di peringkat pertama LCGC terlaris pada Juli masih dihuni oleh Daihatsu Sigra yang meraih penjualan 2.951 unit, penjualan itu naik 7,62% MtM dibandingkan bulan sebelumnya.
Selanjutnya, Toyota Calya bertengger di posisi kedua, dengan capaian penjualan sebanyak 2.525 unit. Angka itu menyalip LCGC andalan Honda, yakni Brio Satya yang sebanyak 1.977 unit.
Baca Juga
Berturut-turut, model LCGC terlaris selanjutnya pada Juli 2025 yakni Daihatsu Ayla sebanyak 861 unit disusul Toyota Agya 609 unit.
Secara keseluruhan, segmen LCGC mencatatkan penjualan sebanyak 72.986 unit sepanjang Januari-Juli 2025. Namun, capaian itu merosot 30,1% YoY dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar 104.452 unit.
Perlu diketahui, mobil LCGC dirancang untuk mengonsumsi 1 liter bahan bakar untuk jarak minimal 20 kilometer. Mobil ini juga diproduksi dengan cc yang kecil, yaitu 1.000 cc dan 1.200 cc sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar.
Adapun, program LCGC bertujuan untuk mendukung kemandirian industri otomotif dan mengantisipasi peningkatan permintaan kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan terjangkau.
Harga LCGC pun relatif terjangkau, berkisar Rp150 juta hingga Rp180 jutaan. Alhasil, turunnya penjualan LCGC mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat kelas menengah (middle income class).
Penurunan itu juga sejalan dengan lesunya pasar otomotif sepanjang Januari-Juli 2025. Total penjualan mobil wholesales sebanyak 435.390 unit, atau merosot 10,1% YoY dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 484.250 unit.
Di lain sisi, penjualan mobil secara ritel pun menyusut 10,8% menjadi 453.278 unit, dibandingkan pada 7 bulan pertama 2024 yang sebanyak 508.041 unit.
APM Berharap Pasar Pulih
Kendati pasar LCGC masih lesu, para agen pemegang merek (APM) mobil masih berharap pasar otomotif dapat mengalami pemulihan pada semester II/2025.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Jap Ernando Demily mengatakan, pada paruh kedua tahun ini merupakan momentum yang tepat bagi para pemangku kebijakan (stakeholder) untuk memberikan terobosan positif kepada industri untuk membantu menggairahkan pasar.
"Memasuki semester II, kami berharap pasar bisa tumbuh lebih positif dengan bantuan beberapa stimulus salah satunya menuju musim liburan akhir tahun," ujar Ernando kepada Bisnis, dikutip Selasa (12/8/2025).
Adapun, sejauh ini Toyota masih memimpin pasar dengan capaian penjualan wholesales sebanyak 142.751 unit pada Januari-Juli 2025, sedangkan penjualan ritelnya tembus 147.078 unit.
Senada, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan, pada tahun ini, kondisi pasar terbilang penuh tantangan dengan penurunan daya beli konsumen.
Menurutnya, pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025 menjadi salah satu momen yang mendorong percepatan pembelian. Namun, realisasi penjualan dari pemesanan di GIIAS baru akan terlihat pada bulan-bulan mendatang.
"Semester II masih akan penuh tantangan, dengan lemahnya daya beli dan pengetatan approval dari lembaga pembiayaan," jelas Billy kepada Bisnis.
Alhasil, setelah meluncurkan sejumlah produk baru di paruh pertama tahun ini, fokus Honda adalah mendorong penjualan melalui berbagai program yang mempermudah pembelian, sekaligus memperkuat layanan purna jual untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen.
Penjualan wholesales Honda sepanjang 7 bulan pertama 2025 tercatat sebesar 37.916 unit, sementara itu, penjualan ritelnya tercatat sebanyak 44.196 unit.
LCGC Tak Lagi Murah
Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, selain penurunan daya beli kalangan middle low income yang menjadi fondasi utama, amblesnya penjualan LCGC hingga 40% pada Juli 2025 juga dipicu oleh beberapa faktor struktural yang krusial.
"Seiring kenaikan harga yang terus-menerus, label 'mobil murah' pada LCGC mulai luntur, membuat proposisi nilainya menurun di mata konsumen," ujar Yannes kepada Bisnis, Selasa (12/8).
Terlebih lagi, kenaikan PPN 12% dan biaya impor komponen yang melonjak 5-8% karena fluktuasi kurs dolar AS menjadi beban tambahan bagi konsumen, sementara ketidakpastian opsen pajak daerah seperti PKB dan BBNKB juga memicu penundaan pembelian.
Mengacu laman resmi Toyota, harga LCGC New Agya Stylix tipe tertinggi dibanderol senilai Rp200,6 juta, sedangkan Toyota Calya tipe tertinggi dihargai Rp192,6 juta.
Di lain sisi, menilik laman resmi Honda, harga LCGC Brio Satya E CVT varian tertinggi dibanderol senilai Rp202,5 juta.