Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MOBIL LCGC: Tunggu Saja, Kepastian Diumumkan Juli

BISNIS.COM, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian bersama beberapa kementerian terkait dengan bersama pengusaha otomotif masih menggodok besaran harga mobil LCGC.

BISNIS.COM, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian bersama beberapa kementerian terkait dengan bersama pengusaha otomotif masih menggodok besaran harga mobil LCGC.

Hanya saja, rumor yang beredar kisaran harga untuk produk LCGC berada di bawah Rp 100 juta. Kepastian harganya akan diumumkan pada bulan depan.

Direktur Industri Unggul Berbasis Teknologi Tinggi Kementeria Perindustrian Budi Darmadi menerangkan harga mobil LCGC bergantung dari beberapa komponen pelengkapnya. Komponen pelengkap tersebut di antaranya adalah tekhnologi yang digunakan pada mesin, tekhnologi transmisi, hingga faktor kecanggihan fitur keamanan.

“Harganya saat ini kita godok bersama dan harga tersebut juga tergantung inflasi yang berjalan,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (10/6).

Menurutnya, saat ini beberapa pilihan harga yang beredar masih pada seputaran harga di bawah Rp 100 juta. Namun, dia menambahkan harga juga dipengaruhi oleh besarnya komponen dan standar yang di keluarkan dalam beleid tersebut.

Insentif itu, sambungnya, terkait dengan Peraturan Pemerintah tentang Barang Kena Pajak Tergolong Mewah (PPnBM) 0% dari harga jual diberikan untuk mobil hemat energi dan murah dengan kapasitas mesin sampai dengan 1200 cc.

Konsumsi bahan bakar paling sedikit 20 km/liter atau bahan bakar lain yang setara dengan itu dan kendaraan bermotor diesel/semi diesel dengan kapasitas mesin ssampai dengan 1500 cc.


Selain itu PPnBM 75% dari harga jual diberikanuntuk kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi advance diesel/petrol engine, dual petrol gas engine dengna konsumsi bahan bakar mulai 20 samapi dengan 28 km/liter. Sementara itu PPnBM 50 % dari harga jual diberikan untuk kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi advance diesel/petrol engine dengna konsumsi bahan bakar lebih dari 28 km/jam.


Budi menjelaskan Industri otomotif merupakan salah satu industri prioritas yang memberikan kontribusi cukup besar dalam perekonomian Indonesia.

Menurutnya pada triwulan 1/2013, kontribusi sektor industri alat angkut, mesin dan peralatannya mencapai 6,69% dari total PDB Indonesia.

“Untuk itu insentif perlu diberikan kepada industri atau produsen dan produsen komponen otomotif yang membuat mobil dalam negeri aagr mendatangkan investasi sehingga mempercepat tercapainya penguatan struktur industri otomotif,” ujarnya.

Dia menambahkan bagi produsen mobil yang tidak sesuai dengan spek yang di syaratkan oleh beleid maka akan dicabut dan tidak akan mendapatkan insentif seperti yang dimaksud.

Sekretaris Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Eddy Sumedi menerangkan produksi mobil LCGC dipastikan akan tersebar lebih banyak di pulau jawa sekitar 70 % sedangkan sisanya sebanyak 30 % akan lebih tersebar di luar pulau Jawa.

Pertumbuhan sebaran tersebut, lanjutnya, dipicu oleh besarnya sebaran pertumbuhan mobil selama ini yang paling besar di wilayah Pulau Jawa.

Dia menerangkan pertumbuhan penjualan mobil di Jakarta sudah mencapai 20 % bahkan lebih dalam dua tahun terakhir  sehingga diperkirakan pulau jawa masih berpotensi untuk sebaran mobil LCGC saat sudah di produksi nanti.


“Kesiapan infrastruktur juga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan persebaran mobil LCGC,” ujarnya.


Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor Hadi Surdjadipradja menerangakan pengusaha komponen hingga saat ini menyambut baik beleid tersebutdan siap memproduksi komponen.

Dia mengatakan untuk mendorong kualitas yang tinggi diharapkan Pemerintah bisa mendorong peningkatan kualitas volume komponen kendaraan. Hal tersebut, sambungnya agar kualitas produksi komponen dalam negeri bisa berkompetisi dengan negara lain.

“Kualitas harus diatas biar kita bisa bersaing dengan negara lain, apalagi Pemerintah mematok target nantinya ekspor komponen bisa bertumbuh dari 13%   ke  20% tahun ini,” ujarnya.

Hingga kini ada komitmen investasi dari lima industri  otomotif senilai US$ 3,0 miliar. Sementara itu ada 100 industri komponen `baru senilai US$ 3,5 miliar, serta menyerap tenaga kerja baru dengan total sekitar 30.000 orang di tingkat perakitan tidak termasuk di sektor distribusinya.

Sebagian dari komitmen ini sudah direalisasikan oleh produsen kendaraan bermotor pada 2012.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper