Bisnis.com, JAKARTA—Pada bulan-bulan mendatang Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mematok penccapaian ekspor mobil rangkain utuh mencpaai 200.000 unit. Angka ini 17,65% lebih tinggi dibandingkan perolehan tahun lalu 170.907 unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto berpendapat pertumbuhan ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) 17,65% semestinya realistis. Angka tersebut selayaknya bisa tercapai mengingat mobil hemat bahan bakar harga terjangkau (low cost and green car/LCGC) sudah dipasarkan ke luar negeri.
“Kalau ditargetkan 200.000 unit semestinya realistis. Masa tambah 30.000 unit saja tidak bisa. LCGC kan sudah mulai diperdagangkan [ke luar negeri], kami harapkan ini menjadi penyumbang ekspor,” katanya kepada Bisnis, Jumat (4/4/2014).
Secara umum, Gaikindo tak bisa memberikan perkiraan performa ekspor kendaraan utuh. Sebab, masing-masing perusahaan otomotif menggantungkan strategi pemasarannya ke luar negeri kepada kebijakan prinsipal pusat.
Yang pasti, volume ekspor terdongkrak dan impor terkikis jika kebutuhan konsumen bisa terpenuhi dari kendaraan buatan domestik. Pasar otomotif yang mesti digenjot untuk menghasilkan pertumbuhan penjualan sekaligus lokalisasi produksi adalah segmen sedan.
“Kalau RI menjadi basis produksi sedan peluang ekspor kita akan bertambah. Tapi, kalau volume penjualannya kecil mana mau orang memproduksi di sini. Maka, volume harus meningkat untuk itu butuh pengurangan pajak penjualan,” tandas Jongkie.