Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri sepeda motor memprediksi penjualan secara wholesales pada kuartal I/2015 akan turun 10% hingga 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena melihat penjualan pada Januari yang hanya 513.816 unit.
Merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total capaian pada Januari 2015 tersebut, turun sekitar 11,45% dari raihan penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 580.288 unit.
Pun demikian penjualan Januari 2015 turun sekitar 8,45% jika dibandingkan dengan penjualan pada Desember 2014 yang mencapai 561.253 unit. Sebagai gambaran, penjualan pada kuartal I/2014 mencapai 1,990 juta unit.
Ketua Bidang Kemersial AISI Sigit Kumala mengatakan, penurunan tersebut disebabkan ekonomi yang melambat. Di sisi lain di beberapa darah seperti Kalimantan dan Sumatera penjualan anjlok 15%-20% karena harga komoditas seperti CPO dan karet yang menopang ekonomi terimbas pelambatan ekonomi.
Selain itu, kuartal I penjualan sepeda motor seringkali terkendala faktor alam seperti cuaca. “Kuartal I tahun ini bisa lebih rendah hingga 15% dibanding tahun lalu,” katanya kepada Bisnis, Rabu (11/2).
Menurutnya pasar diperkirakan kembali menanjak pada kuartal II/2015. Analisis dia, konsumen cenderung membeli barang konsumsi seperti sepeda motor menjelang Lebaran. Selain itu, Sigit berharap di kuartal berikutnya sektor finansial lebih stabil.
Dia menambahkan, jika ekonomi membaik tidak mustahil penjualan per bulan menembus angka psikologis 700.000 unit.
Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi mengamini jika pelambatan ekonomi berpengaruh besar terhadap penjualan.
Dia menilai suku bunga yang naik, serta melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, cenderung membuat konsumen menunda pembelian. Karena menurutnya, sepeda motor bagi sebagian masyarakat merupakan barang pelengkap.
“Karena faktor ekonomi belum menentu konsumen tidak mau spend money untuk barang konsumsi. Sebagian masyarakat yang sudah punya motor enggan beli lagi atau ganti, sehingga penjualan kuartal satu bisa turun 10%,” ujarnya.
Senada dengan Sigit, Michael meyakini pasar akan bergairah pada April atau paling telat Mei. Menurutnya, pada kuartal II pasar akan lebih optimis dengan catatan pemerintah bisa memperbaiki faktor makro ekonomi.
Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Margono Tanuwijaya mengatakan pasar pada Januari di luar ekspektasi pihaknya. AHM sempat optimistis penjualan di awal 2015 akan tergenjot mengingat pemerintah sudah menurunkan kembali harga bahan bakar bersubsidi.
Namun kenyataannya penurunan harga bahan bakar tak otomatis memangkas tingkat inflasi. Margono pun mengamini jika penjualan pada kuartal I akan sedikit merosot dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, menurutnya hal itu masih sulit diprediksi. Sebabnya, pasar akan kembali mendapatkan tantangan dari alam. Seperti banjir yang melanda Jakarta. Selain itu di daerah yang ekonominya ditopang barang komoditas dan pangan, panen belum menunjukan tren positif.
“Hal-hal tersebut yang membuat pasar kuartal I menjadi berat. Konsumen cenderung menunda pembelian,” ucapnya.
Margono pun mengamini jika pasar pada kuartal II/2015 akan cenderung menunjukan tren positif. Alasannya, pada kuartal II cuaca cenderung membaik, di beberapa daerah musim panen tiba, dan diharapkan tingkat inflasi lebih stabil.