Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menagih komitmen produsen asal China, BYD Indonesia untuk membangun pabrik di Indonesia.
Tak hanya itu, Airlangga juga meminta BYD untuk mengekspor produk mobilnya ke berbagai negara, bukan hanya dipasarkan di Indonesia.
"Jadi buat pabrik atau tidak? Jangan hanya [dipasarkan] dalam negeri, tetapi juga harus ekspor," ujar Airlangga kepada BYD di ICE BSD Tangerang, dikutip Jumat (6/12/2024).
Tak hanya itu, BYD juga terancam dicabut status kawasan ekonomi khusus (KEK)-nya, apabila komitmen ekspor mobil itu tidak dilakukan oleh perseroan.
"Kalau tidak ekspor, status special economic zones (KEK) untuk BYD akan saya cabut,” kata Airlangga.
Pada saat yang sama, General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang mengatakan bahwa BYD berkomitmen untuk menjadikan pabrik di Indonesia sebagai hub produksi ke mancanegara.
Baca Juga
"Kami sudah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ke pasar global. Nanti kami juga akan ada PHEV [plug-in hybrid electric vehicle]," ujar Liu Xueliang.
Sebagaimana diketahui, BYD Indonesia saat ini tengah membangun fasilitas manufaktur berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan, Jawa Barat yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2026 mendatang.
Adapun, Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya (SCS), entitas dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Pembangunan pabrik BYD tersebut disebut akan memberikan kesempatan bagi industri lokal untuk membawa Tanah Air sebagai pemasok mobil listrik secara global. Total investasi di indonesia BYD mengincar lebih dari US$1 miliar.
Saat ini, ada empat model mobil BYD yang tersedia di Indonesia. Di antaranya yaitu BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 di segmen SUV, lalu Hatchback BYD Dolphin), serta sedan BYD Seal.
Pada perkembangan terkini, produsen mobil listrik asal China, BYD juga memastikan bakal memboyong mobil listrik segmen premium yaitu Denza ke Indonesia pada kuartal I/2025.