Bisnis.com, JAKARTA - Produsen otomotif asal China, BYD Indonesia mengungkapkan progres pembangunan pabrik perseroan. Pasalnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menagih realisasi pabrik dan komitmen ekspor BYD.
Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia Luther Panjaitan mengatakan pabrik BYD yang berlokasi di Kawasan Industri Subang Smartpolitan dekat dengan Pelabuhan Patimban. Hal itu akan memudahkan BYD jika ingin mengekspor kendaraannya ke berbagai negara.
"Subang Smartpolitan itu kawasan industri baru yang sangat dekat dan merupakan satu area dengan Pelabuhan Patimban. Memang BYD sebagai anchor company di kawasan industri itu," ujar Luther kepada wartawan, dikutip Jumat (6/12/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, setelah BYD masuk, ada beberapa perusahaan lain yang juga membangun pabrik di Subang Smartpolitan. Kendati demikian, Luther tak menyebut perusahaan apa saja yang dimaksud.
Adapun, Luther mengatakan sejauh ini pembangunan pabrik BYD terus berjalan dan diestimasikan akan rampung pada akhir 2025.
"Secara pembangunan kami sudah berjalan dan keep on track, karena komitmen kami dengan pemerintah, [pabrik] itu harus selesai akhir tahun 2025,” katanya.
Baca Juga
Sejauh ini, rencana utama perseroan yakni memproduksi kendaraan, namun tidak menutup kemungkinan perseroan memproduksi komponen kendaraan listrik lainnya, termasuk baterai.
Adapun, saat ini ada empat model mobil BYD yang tersedia di Indonesia. Di antaranya yaitu BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 di segmen SUV, lalu Hatchback BYD Dolphin, serta sedan BYD Seal.
Pada perkembangan terkini, produsen mobil listrik asal China, BYD juga memastikan bakal memboyong mobil listrik segmen premium yaitu Denza ke Indonesia pada kuartal I/2025.
"Yang jelas semua model kendaraan yang saat ini kami impor itu akan kami produksi di Indonesia, termasuk Denza,” pungkas Luther.
Airlangga Tagih Realisasi Pabrik BYD
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menagih komitmen produsen asal China, BYD Indonesia untuk membangun pabrik di Indonesia.
Tak hanya itu, Airlangga juga meminta BYD untuk mengekspor produk mobilnya ke berbagai negara, bukan hanya dipasarkan di Indonesia.
"Jadi buat pabrik atau tidak? Jangan hanya [dipasarkan] dalam negeri, tetapi juga harus ekspor," ujar Airlangga kepada BYD di ICE BSD Tangerang, dikutip Jumat (6/12/2024).
Tak hanya itu, BYD juga terancam dicabut status kawasan ekonomi khusus (KEK)-nya, apabila komitmen ekspor mobil itu tidak dilakukan oleh perseroan.
"Kalau tidak ekspor, status special economic zones (KEK) untuk BYD akan saya cabut,” kata Airlangga.