Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif PPN 12%, Harga Mobil Honda Bakal Naik? HPM Buka Suara

PT Honda Prospect Motor (HPM) masih kaji kenaikan harga mobil di tengah penerapan tarif PPN 12%.
Petugas mengecek mobil Honda Brio baru di gudang Honda Pradana Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas mengecek mobil Honda Brio baru di gudang Honda Pradana Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). - JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) masih mengkaji kenaikan harga mobil imbas pemerintah yang menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan perseroan masih belum dapat memberikan informasi terkait berapa persen kenaikan harga mobil Honda terbaru.

Pasalnya, pemerintah saat ini memberikan transisi penerapan PPN 12% berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 131/2024. Pengenaan tarif pajak 12% untuk barang mewah akan dikenakan mulai 1 Februari 2025.

"Salah satu penentuan harga mobil memang datang dari perpajakan. Akan kami update harga jual setelah mengikuti aturan PMK 131 untuk PPN," jelas Billy, dikutip Minggu (5/1/2025).

Selain penerapan PPN 12%, sebagian besar pelaku industri otomotif juga mengkhawatirkan dampak kebijakan pungutan opsen pajak oleh pemerintah daerah yang mulai berlaku hari ini, Minggu (5/1/2025). Masyarakat berisiko semakin enggan membeli mobil sehingga berdampak ke penjualan otomotif.

Opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No. 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Nantinya pemerintah kabupaten atau kota memungut opsen dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sementara itu, pemerintah provinsi dapat memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).

Ditinjau berdasarkan tarifnya, tarif opsen PKB dan opsen BBNKB adalah sebesar 66%. Sementara itu, opsen MBLB sebesar 25%.

Oleh sebab itu, Billy mengatakan strategi Honda yakni selalu memberikan nilai lebih ke konsumen dengan berbagai program penjualan yang memudahkan dan meringankan konsumen untuk memiliki kendaraan.

"Kerja sama kami dengan perusahaan pembiayaan untuk program penjualan. [Konsumen] bisa menghubungi diler terdekat kami," jelasnya.

Kendati demikian, di tengah berbagai tantangan untuk industri otomotif pada tahun ini, Honda belum dapat memproyeksikan risiko penurunan penjualan dibandingkan tahun sebelumnya. "Kami pelajari dan monitor dulu," pungkas Billy.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, Honda meraih penjualan secara ritel atau dari diler ke konsumen tembus hingga 92.327 unit pada periode Januari-November 2024. Pangsa pasar Honda pun tembus 11,4%.

Adapun, segmen LCGC Brio dan beberapa model SUV menjadi incaran konsumen. Secara kontribusi, Brio menyumbang 55% dari total penjualan, disusul HR-V yang sebesar 18%, WR-V 12%, dan BR-V 10%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper