Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Sebut Populasi Kendaraan Listrik Terus Meningkat Berkat Insentif

Populasi kendaraan listrik di Indonesia meningkat berkat insentif pemerintah, mencapai 274.802 unit pada Juni 2025. Program insentif impor berakhir 2025.
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ringkasan Berita
  • Populasi kendaraan listrik di Indonesia meningkat signifikan berkat insentif pemerintah, mencapai 274.802 unit per Juni 2025.
  • Pemerintah telah menarik investasi besar dari pabrikan kendaraan listrik dengan total Rp21,17 triliun, namun insentif impor mobil listrik diperkirakan berakhir pada 2025.
  • Mulai 2026, pabrikan kendaraan listrik harus memenuhi syarat produksi lokal, termasuk spesifikasi teknis tertentu, untuk melanjutkan operasional di Indonesia.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan jumlah populasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia yang terus mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono mengatakan, peningkatan populasi itu tak lepas dari guyuran insentif pemerintah terhadap kendaraan listrik.

Misalnya, lanjut dia, jumlah populasi kendaraan listrik tercatat sebanyak 207.478 unit pada 2024, atau meningkat 78,18% (year-on-year/yoy) dibandingkan pada 2023 sebanyak 116.439 unit.

“Saat ini ada peningkatan populasi kendaraan listrik. Peningkatan ini memang terjadi kami akui seiring dengan pemberlakuan insentif atau kebijakan terkait program percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik,” ujar Tunggul di Jakarta, dikutip Kamis (28/8/2025).

Sementara itu, per Juni 2025, populasi kendaraan listrik telah mencapai 274.802 unit. Jumlah itu terdiri dari kendaraan roda empat, roda dua, hingga bus dan kendaraan komersial listrik yang telah melakukan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) melalui Kementerian Perhubungan hingga 24 Juni 2025.

Lebih lanjut Tunggul memaparkan, saat ini ada 9 pabrikan mobil listrik, 7 pabrik bus listrik, dan 66 perusahaan kendaraan roda dua dan roda tiga listrik dengan total nilai investasi sebesar Rp5,65 triliun.

Pada saat yang sama, tercatat ada enam perusahaan telah masuk dalam program insentif impor mobil listrik, yakni BYD, VinFast, Geely, XPeng, GWM, dan PT National Assemblers yang menaungi Citroen, Aion, Maxus dan VW. 

Sederet pabrikan tersebut telah berinvestasi senilai Rp15,52 triliun dan diwajibkan untuk memulai produksi mobil listrik pada tahun depan. Pasalnya, pemerintah Indonesia belum memberi sinyal bahwa insentif impor untuk mobil listrik akan dilanjutkan pada 2026.

"Terkait insentif mobil listrik, memang sampai dengan hari ini, kami belum ada sama sekali rapat atau pertemuan dengan kementerian atau lembaga yang lain terkait kelanjutan insentif ini," ujar Tunggul.

Mengacu pada Peraturan Menteri Investasi Nomor 6/2023 juncto Nomor 1/2024 batas waktu importasi dan program insentif impor mobil listrik akan berakhir pada 31 Desember 2025.

"Jadi, bisa kita asumsikan, karena sampai hari ini belum ada diskusi atau rapat, asumsinya memang insentif ini sudah akan berakhir sesuai dengan regulasi yang ada," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan peta jalan TKDN, mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027 pabrikan mobil listrik perlu melakukan pelunasan komitmen produksi 1:1, produksi dengan spesifikasi teknis mencakup daya motor listrik dan kapasitas baterai minimal sama atau lebih tinggi.

Jika pabrikan EV tak mampu memenuhi syarat produksi lokal tersebut, pemerintah dapat mengklaim atas bank garansi yang gagal dibayar utang produksinya dari peserta program pada 2028.

Populasi Kendaraan Listrik di RI 5 Tahun Terakhir:

-2021: 15.883 unit

-2022: 41.743 unit

-2023: 116.439 unit

-2024: 207.478 unit

-2025 (per Juni): 274.802 unit


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro