Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil nomor satu di dunia, Toyota Motors Company berambisi memproduksi 800.000 unit kendaraan secara global pada Januari tahun depan.
Dilansir dari HT Auto, Senin (20/12/2021), rencana ini untuk menggantikan hilangnya waktu produksi akibat kekurangan semikonduktor atau suku cadang. Toyota pun menargetkan produksi sebesar 9 juta unit untuk tahun ini hingga 31 Maret 2022.
Toyota sebelumnya telah menetapkan target produksi tahunan 9,3 juta kendaraan hingga Maret. Tetapi, karena krisis cip, produsen mobil asal Jepang itu mengoreksi target menjadi 9 juta kendaraan.
Rencana produksi untuk Januari 2022 menunjukkan peningkatan 60.000 kendaraan dari tahun sebelumnya. Toyota selaku produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan kuantitas, telah dipengaruhi secara signifikan oleh kekurangan suku cadang yang sedang berlangsung karena pandemi Corona. Kondisi ini memukul produksi di pabrik Toyota di Malaysia dan Vietnam.
Awal pekan ini, Toyota mengumumkan perusahaan terpaksa menghentikan beberapa manufaktur di Jepang pada Desember 2021 karena kekurangan suku cadang. Akibatnya, Toyota harus kehilangan produksi 14.000 mobil untuk bulan tersebut.
Model yang akan terpengaruh oleh penghentian produksi ini akan mencakup mobil Lexus serta Land Cruiser. Krisis produksi ini menimbulkan kekhawatiran tambahan bagi produsen mobil karena pasokan Land Cruiser sudah berjuang untuk memenuhi permintaan.
Krisis microchip telah muncul menjadi gangguan besar di pasar suku cadang mobil. Sejak tahun lalu, krisis telah melanda produsen mobil. Industri otomotif global memperkirakan kerugian produksi jutaan kendaraan pada tahun kalender ini karena gangguan rantai pasokan.
Dalam pengumuman terpisah minggu ini, Toyota mengungkapkan rencana untuk meluncurkan 30 model mobil listrik (EV) baterai pada 2030. Ini akan dimulai dengan kendaraan listrik bZ4X yang baru-baru ini diperkenalkan dan diluncurkan tahun depan.