Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Hybrid Tumpuan Kerek Rasio Kepemilikan Mobil, Toyota Bilang Begini

Rasio kepemilikan mobil di Indonesia berdasarkan catatan OICA mencapai 78 unit per 1.000 orang pada 2020.
Tampilan Yaris Cross Hybrid dalam kegiatan Journalist Test Drive Toyota yang berlangsung pada 4-6 Juli di Jawa Timur/TAM
Tampilan Yaris Cross Hybrid dalam kegiatan Journalist Test Drive Toyota yang berlangsung pada 4-6 Juli di Jawa Timur/TAM

Bisnis.com, JAKARTA- Penjualan mobil elektrik berbasis hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV) terus mengalami peningkatan signifikan pada tahun ini. Dari total penjualan mobil berbasis listrik sebanyak 13.455 unit sepanjang Januari-Mei tahun ini, lebih dari separuhnya merupakan mobil HEV.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil secara keseluruhan mencapai 423.404 unit. Alhasil, porsi penjualan mobil berbasis listrik seluruh model teknologi telah mencapai 3,17 persen.

Mobil-mobil HEV terus mendominasi penjualan. Teranyar, tercatat seluruh mobil HEV menembus penjualan sebanyak 8.789 unit, atau sekitar 65,3 persen dari total penjualan mobil bertenaga listrik.

Lebih jauh, penjualan HEV disokong dengan banyak model produk. Tercatat hingga Mei, torehan penjualan disumbang oleh 14 model mobil.

Dari keseluruhan model, Toyota berkontribusi paling besar. Pabrikan asal Jepang ini menurunkan sekitar lima model yang telah  menorehkan angka penjualan hingga Mei.

Satu model anyar Yaris Cross Hybrid baru saja didistribusikan sejak medio bulan lalu. Secara total, terdapat enam model HEV yang dimiliki Toyota, dua di antaranya merupakan produk lokal yakni Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid.

Kemunculan produk-produk berbasis listrik ini merupakan tren global seiring kampanye memangkas emisi karbon. Di negara-negara maju, terutama seperti Amerika Serikat dan China, isu iklim ini menaikkan pamor kendaraan listrik Battery Electric Vehicle (BEV).

Dominasi BEV disokong dengan gelontoran bantuan dari anggaran pemerintah. Karena itu, kehadiran BEV tetap bisa menciptakan segmen anyar di tengah kenaikkan angka penjualan mobil secara global.

Bagi Indonesia, tren elektrifikasi tersebut bisa mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Hal ini terutama berkaitan dengan pilihan produk dan harga mobil listrik yang masih terlampau tinggi, tidak mampu mempenetrasi segmen gemuk yakni mobil keluarga dengan rentang harga Rp200 juta- Rp500 juta. 

Terlebih lagi, berdasarkan data International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA), rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih cukup tinggi. OICA mencatat total populasi mobil yang digunakan di Indonesia mencapai 21,1 juta unit berbanding  271,9 juta populasi pada 2020.

Hasilnya, rasio kepemilikan kendaraan mencapai 78 unit per 1.000 orang. Rasio tersebut masih tertinggal dari Malaysia dengan tingkat 535 unit per 1.000 orang, dan Thailand sekitar 277 unit per 1.000 orang.

Alhasil, dengan tren elektrifikasi yang berbarengan dengan peningkatan rasio motorisasi tersebut harus dijawab dengan pertumbuhan pasar. Pasalnya, selama sedekade, pasar roda empat di Indonesia tidak bisa melampaui kisaran 1,2 juta unit.

Terkait kondisi demikian, Toyota Astra Motor (TAM) menilai kehadiran HEV memberikan pilihan bagi masyarakat, mengisi kekosongan yang belum diisi BEV. “Dengan porsi yang 65 persen HEV, itu memberikan pilihan bagi masyarakat, BEV juga diterima. Sehingga secara total, porsi segmen elektrik ini meningkat dari tahun lalu,” ungkap Vice President TAM Henry Tanoto belum lama ini.

Lebih jauh, dia menilai dengan keberadaan HEV bersanding dengan BEV, serta model teknologi lain seperti PHEV (Plug in Hybrid), bisa mendongkrak permintaan pasar terhadap produk-produk elektrik. “Jadi konsumen bisa memilih sesuai kebutuhan mobilitas, seiring dengan itu semua pihak bisa berperan mengurangi emisi karbon. Hal ini juga yang akan mendorong peningkatan pasar otomotif secara keseluruhan,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan Marketing Director TAM Anton Jimmi Suwandy. Menurutnya, TAM tidak membedakan HEV dan BEV, melainkan memberikan pilihan beragam bagi masyarakat sesuai kemampuan pasarnya masing-masing.

“Kehadiran HEV justru membantu misi mengurangi karbon sama halnya dengan BEV. HEV kami saat ini bisa memangkas sekitar 50 persen emisi karbon yang diproduksi teknologi konvensional, artinya dua unit HEV setara dengan kemampuan BEV yang nol emisi,” jelas Anton.

Di sisi lain, TAM juga memiliki beberapa model BEV yang telah dipasarkan. Hingga Mei tahun ini, tercata TAM memasarkan Bz4X dan mobil listrik mewah Lexus UX 300 e.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper