Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susul BYD & VinFast, Renault Disebut Minat Investasi Mobil Listrik di RI

Kemenperin menyebut, pabrikan otomotif asal Eropa, yakni Renault Group berencana untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia.
Logo Renault tampak di dealer di Les Sorinieres, dekat Nantes, Prancis, 19 February 2020. REUTERS
Logo Renault tampak di dealer di Les Sorinieres, dekat Nantes, Prancis, 19 February 2020. REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, pabrikan otomotif asal Eropa, yakni Renault Group berencana untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia. Rencana ini menambah daftar investor asing yang mengantre untuk berinvestasi di Tanah Air, seperti VinFast asal Vietnam dan BYD asal China.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah membuka pintu sebesar-besarnya kepada pabrikan mobil listrik yang ada di seluruh dunia untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Kami bertemu dengan Renault. Mereka juga sedang mempelajari dan merencanakan untuk melakukan investasi,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (28/12/2023).

Mobil listrik yang sudah dipasarkan oleh Renault di Eropa adalah Megane E-Tech seharga 34.495 euro atau setara Rp589,98 juta. Kemudian, ada Zoe seharga 31.195 euro atau Rp533,54 juta dan Scenic senilai 40.995 euro atau Rp701,16 juta.

Selain dengan Renault, politisi Golkar itu mengaku sudah bertemu dengan beberapa prinsipal lain dari negara Eropa.

Sementara itu, dia juga mengatakan, sudah bertemu dengan pabrikan mobil listrik asal Vietnam. Hal ini pun mengarah kepada VinFast yang memang sudah berkomitmen untu memasarkan produknya di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier berharap akan semakin banyak negara lain yang ikut berinvestasi untuk mobil listrik di Indonesia.

Dia juga berharap Indonesia dapat menjadi destinasi yang atraktif bagi para pabrikan mobil listrik global untuk menanamkan modalnya.

“Kami berharap mobil-mobil yang lain bukan hanya dari negara China, tapi dari negara Vietnam, dari mungkin Eropa. Bahkan, Prancis itu sudah masuk juga,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper