Bisnis.com, JAKARTA — PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyebut masih ada kendala terkait penerapan standar emisi euro 4 yang sudah bergulir sejak April 2022. Salah satunya, adalah ketersedian bahan bakar yang belum merata hingga ke daerah pelosok.
President Director PT IAMI Yusak Kristian Solaeman mengatakan distribusi dari bahan bakar Euro 4 sejauh ini belum merata di seluruh daerah Indonesia. Sejauh ini, bahan bakar terbilang mudah diperoleh untuk Pulau Jawa saja.
Alhasil, beberapa daerah hanya bisa mendapatkan kualitas bahan bakar di bawah standar Euro 4 yang justru bisa menimbulkan masalah pada mesin kendaraan.
“Distribusinya mungkin di Jawa oke, tapi begitu jauh-jauh mereka sulit dapat fuel yang cocok Euro 4. Bisanya dapat yang lebih low akibatnya tidak sesuai. Artinya Euro 4 menjadi percuma malah masalah,” tuturnya di JCC Kemayoran, Kamis (7/3/2024).
Meski demikian, Isuzu sejatinya sudah memiliki teknologi untuk memproduksi kendaraan dengan standar hingga Euro 6. Namun, kesiapan infrastruktur, dan bahan bakar menjadi faktor yang harus dipenuhi sebelum mulai produksi.
Hal serupa juga berlaku untuk teknologi mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV). Terbatasnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station menjadi persoalan yang harus dipecahkan terlebih dahulu.
Baca Juga
Adapun, Isuzu secara global telah siap memproduksi fuel cell hingga teknologi swap battery. Kendati, penerapannya secara lokal masih perlu dilakukan dengan hati-hati.
“Kemungkinan selalu ada. Tinggal kesiapan untuk infrastrukturnya,” katanya.